Profiling Customer menggunakan Adventure Work

Tujuan suatu perusahaan melakukan profiling customer adalah untuk mengenali pelanggan yang mereka. Sehingga data-data dari pelanggan menjadi aset penting bagi perusahaan tersebut. Dengan customer profile ini perusahaan dapat membaca peluang daru setiap pelanggan yang dimilikinya, contohnya kita dapat mengetahui pelanggan tersebut sudah berkeluarga atau belum, jumlah anak yang dimiliki, pekerjaan dari pelanggan tersebut dan masih banyak lagi. Dari setiap customer profile tentunya memiliki kriteria-kriteria tertentu yang dimiliki oleh pelanggan sehingga perusahaan akan dapat lebih membidik peluang-peluang dari masing-masing pelanggannya.

Dalam contoh yang saya buat ini saya mengambil profiling customernya dari total jumlah anak dan juga yearly income si customer tersebut. Database yang gunakan adalah adventure work.

4 3

Gambar diatas menunjukkan data mengenai top product yang paling laris dibeli oleh pelanggan yang memiliki range penghasilan pertahun antara 100.000-160.000 dalam sebulan. Data yang ditampilkan pun saya filter untuk menjadikannya sebagai Top Ten Product Terlaris di kalangan customer yang berada di negara United Kingdom.  Disini tidak ditampilkan data dalam tahunan, hanya berdasarkan negaranya saja.

Kemudian dari profiling data kedua adalah dilihat dari jumlah anak yang dimiliki oleh pelanggan yang sudah berkeluarga. Apabila customer tersebut belum memiliki status menikah, maka datanya tidak akan bisa tampil.

1 2

Untuk data diatas tersebut di ambil berdasarkan tahunnya, pada data di atas dapat dilihat bahwa keluarga yang belum memiliki anak melakukan order lebih banyak dibandingkan dengan keluarga yang sudah memiliki banyak anak. Semakin banyak anak yang dimiliki semakin sedikit order yang dilakukan. Batasan yang diambil hanya pelanggan yang sudah menikah saja, tidak termasuk pelanggan yang memiliki status belum menikah.

Kesimpulan dari data di atas adalah penjualan yang banyak dilakukan oleh pelanggan berasal dari keluarga yang sudah berkeluarga namun belum memiliki anak. Dan juga kita bisa mengetahui top produk yang diminati oleh pelanggan beserta keluarganya.Dari situ perusahaan dapat mengetahui target dan strategi dalam memasarkan produknya.

ANALISA AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT

Abstrak
Audit Sistem Informasi/Teknologi Informasi diperlukan agar sesuai dengan tata kelola TI dan mengacu pada standar COBIT. Standar COBIT dipilih dalam analisis pada PT. Telkom Indonesia karena merupakan pedoman yang lengkap dari praktik-praktik manajemen TI karena kedetailan dalam proses-prosesnya. Sebab di dalam pengelolaan TI yang baik harus diperlukan suatu tata kelola yang baik, termasuk support TI, pelayanan kepada stakeholder yang berkelanjutan. Dari analisis yang dilakukan pada PT. Telkom mengenai tata kelola TInya, nanti akan ditemukan tingkat kematangannya. Sehingga penulis bisa mengetahui sebaik apa tata kelola PT. Telkom ini dengan menerapkan COBIT di dalamnya

Kata Kunci : Tata Kelola, Teknologi Informasi, COBIT, Audit


Bab I
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini penggunaan teknologi informasi dalam bisnis sudah menjadi hal yang biasa. Perushaan berlomba lomba untuk menydiakan teknologi informasi dalam menyokong bisnisnya. Akan tetapi dari banyak perusahaan tersebut tidak banyak yang meng-audit kinerja dari IT yang digunakan.
Audit TI secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu internal audit dan Eksternal Audit. Internal audit adalah bagaimana perusahaan mengaudit TI/SI nya secara internal. Sedangkan eksternal audit adalah audit yang dilakukan oleh pihak luar atau eksternal atau independen. Biasanya, tujuan akhir eksternal audit digunakan untuk sertifikasi ISO.
PT. Telekomunikasi Indonesia adalah salah satu perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Perusahaan yang lebih dikenal dengan sebutan Telkom Indonesia merupakan perusahaan korporasi yang terdiri dari beberapa perusahaan. Telkom Indonesia bergerak dalam bidang telekomunikasi. Perusahaan ini menyediakan layanan koneksi wireless Plain Ordinary Telephone Service (POTS), fixed wireless, data communication services, broadband, satelit, network and interconnection rental, dan layanan telepon selular Telkomsel.
Dilihat dari kacamata audit, Telkom Indonesia sangat memperhatikan sekali audit dalam perusahaan mereka. Terbukti mereka mempunya audit Unit yang selalu mengontrol aktifitas bisnis perusahaan. Selain itu, Telkom Indonesia juga bekerjasama dengan pihak luar sebagai Independent Auditor untuk turut mengaudit perusahaannya dari luar.
Melihat pentingnya eksternal audit bagi pelaksanaan sertifikasi dan pentingnya penerapan eksternal audit pada Telkom Indonesia, maka penulis membuat penelitian yang berjudul “Analisa Audit Tata Kelola Teknologi Informasi menggunakan Framework Cobit 4.1” dengan mengambil studi kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan penulis dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu eksternal audit, ISO 38500, dan Cobit 4.1
2. Bagaimana tingkat kematangan (maturity level) PT Telekomunikasi Indonesia sesuai dengan standar yang ada pada framework Cobit 4.1

1.3 Batasan Masalah
Batasan Masalah pada penelitian ini adalah analisa eksternal audit yang pada akhirnya berguna untuk pelaksanaan sertifikasi. Sertifikasi yang penulis angkat dalam penelitian ini adalah ISO 38500 didukung dengan Cobit 4.1 yang menitikberatkan pada sub bagian PO 1 (Define Strategy Plan), Asses and manage IT Risk (PO 9) , Monitor and Evaluate Internal Control (ME 2), dan Provide IT Governance (ME 4). Studi kasus yang diangkat adalah PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom Indonesia). Data yang penulis gunakan adalah data yan g berasal dari web resmi milik PT. Telekomunikasi Indonesia.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah
1. Mengetahui eksternal audit, ISO 38500, dan Cobit 4.1
2. Menganalisa dan mengetahui tingkat kematangan (maturity level) PT Telekomunikasi Indonesia sesuai dengan standar yang ada pada framework Cobit 4.1

1.5 Manfaat
Adapun manfaat penelitian ini bagi penulis adalah
• Mempelajari Audit TI/SI dari sudut pandang Eksternal Audit
• Belajar menganalisa tingkat kematangan TI/SI suatu perusahaan dari data yang telah ada.
Manfaat bagi pembaca
• Mengetahui Audit TI/ SI dari sudut pandang Eksternal Audt
• Mengetahui ISO 38500 dan Cobit 4.1
• Mengetahui tingkat kematangan Ti/Si pada PT. Telekomunikasi Indonesia 
Bab II
Tinjauan Pustaka

2.1 Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

2.2 Audit Keuangan
Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.

2.3 Audit Operasional
Audit Operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap prosedur operasi standar dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas dan keekonomisan.

2.4 Audit Ketaatan
Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

2.5 Audit Investivigatif
Audit Investigatif adalah serangkaian kegiatan mengenali (recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas (perusahaan/organisasi/negara/daerah). (Hartanto, 2012).

Jadi, audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:
1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya.
3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain.
4. Dilakukan oleh seseorang (atau sejumlah orang) yang kompeten dan independen yang disebut sebagai Auditor.
5. Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.
6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian tersebut.

2.6 IT Audit
Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.
2.6.1 Audit Internal
Unit Internal Audit (“IA”) berperan dalam menjalankan fungsi pengendalian atas aktivitas bisnis Perusahaan.
A. Kualifikasi/Sertifikasi Profesi
Untuk memelihara dan meningkatkan tenaga auditor yang memiliki kompetensi memadai untuk dapat berperan sesuai dengan lingkup kegiatan IA dalam mengawal perkembangan bisnis Perusahaan, IA senantiasa melakukan upaya-upaya dalam:
– Mengikutsertakan auditor IA dalam pelatihan, seminar dan workshop yang bersifat teknis; dan
– Mengikutsertakan auditor IA dalam pembelajaran berkelanjutan yang bersertifikasi, baik lokal maupun internasional.

Saat ini jumlah auditor yang telah memiliki sertifikasi nasional sebanyak tujuh orang bersertifikat Qualified Internal Auditor (“QIA”) dan sertifikat internasional sebanyak enam orang, satu orang bersertifikat Certified Fraud Examiner (”CFE”), dua orang bersertifikat Certified Information System Audit (“CISA”), dan satu orang bersertifikat Certified Management Audit (“CMA”).
Selama tahun 2013 IA secara aktif mengikutsertakan auditornya dalam persiapan sertifikasi internasional seperti Certifed Information System Auditor (“CISA”) dan Certified Internal Auditor (“CIA”).

B. Visi, Misi, Tugas dan Tanggung Jawab Internal Audit
Visi yang dimiliki IA sebagai bagian integral dari perusahaan adalah sebagai smart partner bagi BOD, BOC dan Unit Bisnis/Unit Kerja serta entitas anak dalam rangka mencapai tujuan perusahan serta sebagai pendorong bagi seluruh jajaran untuk terciptanya budaya disiplin dalam melaksanakan seluruh ketentuan perundangundangan/ kebijakan/ peraturan/prosedur/proses bisnis yang berlaku. Sebagai smart partner, IA memiliki misi menyediakan layanan dan konsultasi internal audit secara profesional, obyektif, serta independen bagi BoD, BoC dan Unit Bisnis/Unit Kerja serta memberikan keyakinan (assurance) mengenai kelayakan pelaporan keuangan, mengawal secara aktif implementasi pengendalian internal, memberikan dukungan dalam meningkatkan pelaksanaan GCG, dan mengevaluasi pelaksanaan pengelolaan risiko.
Visi dan Misi IA ini diimplementasikan dalam wujud aktivitas IA yang diselenggarakan secara sistematis, terukur dan sesuai dengan standar yang berlaku mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga pemantauan hasil tindak lanjut. Untuk tujuan ini, pada tahap persiapan audit, metodologi audit berbasis risiko menjadi pedoman utama yang menekankan bahwa penentuan unit yang layak audit (auditable) didasarkan pada tingkat risiko, makin tinggi risiko makin tinggi keharusan untuk diaudit. Tingkat risiko dari objek audit (auditee) didasarkan kepada risiko yang telah dipetakan dan ditetapkan oleh Perusahaan maupun penilaian profesional oleh IA sendiri.
Guna memfasilitasi paradigma audit berbasis risiko tersebut, dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya IA telah menggunakan Sistem Manajemen Audit (“AMS”) yang merupakan sebuah sistem aplikasi untuk mendokumentasikan pelaksanaan audit berbasis risiko secara online.
Peningkatan peran serta IA dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas assurance atas operasional perusahaan melalui aktivitas audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat diatasi melalui pengendalian internal yang efektif. Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya.
Selain itu, sebagai konsekuensi pencatatan saham di BEI maupun NYSE, IA secara periodik melakukan pengujian dan audit terhadap efektivitas dan kecukupan pelaksanaan pengendalian internal dalam rangka pelaporan keuangan sesuai standar Internal Control over Financial Reporting (“ICOFR”).
Dalam rangka mendukung penyelenggaraan audit dan menumbuhkan kesadaran terhadap pentingnya melakukan pengendalian internal bagi para unit bisnis, setiap triwulan, unit bisnis melakukan Control Self Assessment (“CSA”) terhadap pengendalian internal yang menjadi tanggung jawabnya. Secara periodik, IA melakukan evaluasi terhadap hasil CSA tersebut untuk mengukur tingkat kecukupannya dan menghasilkan rekomendasi perbaikan baik terhadap rancangan maupun pelaksanaan.
Tahap selanjutnya adalah ikut serta dalam kegiatan layanan konsultasi internal. Layanan konsultasi internal antara lain difokuskan pada penyelenggaraan operasional perusahaan yang dapat dikelompokkan menjadi pengelolaan infrastruktur (alat produksi), produk dan layanan serta operasi pendukung, termasuk identifikasi Risiko Pelaporan Keuangan Group (Group Financial Reporting Risk/“GFRR”), penyusunan proses bisnis entitas anak dan pengelolaan SDM. Aktivitas konsultasi internal ini lebih merupakan solusi pencegahan sebagai antisipasi agar penyelenggaraan bisnis tetap pada arah yang tepat dan mengindahkan rambu-rambu peraturan yang berlaku.

2.6.2 Audit Eksternal
Kondisi eksternal senantiasa mengalami perubahan. Pendekatan PETS (Politik, Ekonomi, Teknologi dan Sosial) telah menciptakan kesepatan dan sekaligus ancaman bagi Telkom. Perkembangan teknologi yang cepat memungkinkan pekerjaan lebih efisien baik dari sisi waktu maupun biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi, karena masing-masing pemain diperkanankan bahakan didorong untuk terlibat, makaperkembanganteknologi tidak saja menciptakan kesempatan akan tetpai juga ancaman.
Sebagai bagian dari Perusahaan yang punya komitmen tinggi terhadap keberhasilan GCG, IA memiliki peran penting dalam mekanisme whistleblower yang merupakan ranah Komite Audit dan Executive Investigative Committee (“EIC”), dimana kepala IA ditunjuk sebagai sekretaris EIC. Mekanisme whistleblower berfungsi untuk mengakomodasi setiap pengungkapan ‘pengaduan’ oleh karyawan untuk diteruskan kepada manajemen. Pada gilirannya, jika Komite Audit dan EIC menilai bahwa pengaduan perlu diselidiki lebih lanjut, IA akan mengambil peran untuk menindaklanjuti sebagai bagian dari tugas audit.
Hasil-hasil kegiatan di atas dilaporkan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Komite Audit kemudian hasil-hasil tersebut akan diinformasikan kepada objek audit untuk ditindaklanjuti dan dilakukan perbaikan.
Untuk memastikan bahwa objek audit telah memberikan respon yang cukup atas hasil audit dan konsultasi internal, maka perlu dilakukan upaya pengawasan lebih lanjut. Tindak lanjut di lapangan dilakukan oleh objek audit yang kemudian dimonitor oleh IA. Untuk hal ini, tindak lanjut dibatasi pada area-area proses bisnis yang signifikan dengan target waktu penyelesaian yang disepakati bersama.

2.7 IT Governance
IT Governance atau tata kelola TI berfokus pada TI, performa TI dan manajemen resiko. Tata Kelola IT ini termasuk memproses dan mengkombinasi kontrol-kontrol yang membantu organisasi lebih baik mengatur lingkungan TI dan menyeimbangkan keseluruhan profil resiko TI dan tujuan organisasi.
IT Governance berfungsi untuk memastikan tujuan IT ditemukan dan resiko IT dapat dimitigasi sehingga IT dapat menghasilkan value untuk bertahan dan bertumbuh pada organisasi. Selain itu, IT Governance juga membantu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai keseluruhan capaian dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, seluruh stakeholder harus berpatisipasi dalam pengambilan keputusannya. Gambar dibawah ini akan menjelaskan peran stakeholder, IT, dan IT Governance itu sendiri.

Gambar 1. Gambar IT Governance Roles, Standards, dan Framework
Sumber : Auditing IT Governance. The Institute of Internal Auditors. 2012

IT Governance terdiri dari struktur organisasi, kepemimpinan, dan proses yang memastikan IT dapat mendukung strategi dan tujuan organisasi. Ada 5 komponen dari IT Governance yaitu Struktur Organisasi dan Governance, Kepemimpinan dan Dukungan Eksekutif, Perencanaan strategis dan opresional, Penyampaian Service dan pengukuran, Organisasi IT dan Manajemen Resiko. Gambar berikut merupakan diagram penggambaran dari kelima komponen tersebut.

Gambar 2 . Gambar 5 Komponen IT Governance

Karena hubungan yang erat antara struktur organisasi dan IT Governance, maka IT Governance sendiri memiliki keuntungan dan kelebihan pada masing-masing jenis struktur organisasi. Ada dua jenis struktur organisasi, centralize dan decentralize.
Kekurangan IT Governance pada struktur organisasi decentralize.
1. Cost yang tinggi
2. Kompetisi IT yang lebih bervariasi
3. Integrasi yang buruk
4. Standarisasi yang kurang
5. Sinergi yang sedikit

Kelebihan IT Governance pada struktur organisasi decentralize.
1. Meningkatkan kepemilikan
2. Lebih responsive terhadap perbedaan kebutuhan
3. Lebih ada kontrol untuk prioritas

Kelebihan IT Governance pada struktur organisasi centralize.
1. Lebih ada standarisasi
2. Menambah skala ekonomi dan infrastruktur

Kekurangan IT Governance pada struktur organisasi centralize.
1. Tidak responsive terhadap perbedaan kebutuhan
2. Tidak ada Kepemilikan unit bisnis
3. Tidak sejalan dengan bisnis
4. Waktu yang lebih lama untuk ke market

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar 3. Gambar Kelebihan dan kekurangan IT governance
dibandingkan dengan struktur organisasi centralize dan decentralize
Sumber: The Seven Habits of Highly Effective IT Governance.


2.8 COBIT
(Control Objective for Information & Related Technology) COBIT merupakan sekumpulan dokumentasi best practice untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, penggunadan manajemen untuk menjembatani antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan masalah-masalah teknis. COBIT mendukung tata kelola TI dengan menyediakan kerangka kerja untuk mengatur keselarasan TI dengan bisnis. COBIT ini merupakan standar yang dinilai paling lengkap dan menyeluruh sebagai framework TI audit karena dikembangkan secara berkelanjutan oleh lembaga swadaya profesional auditor yang tersebar di hampir seluruh negara.
Kerangka kerja COBIT terdiri atas beberapa pedoman, yaitu sebagai berikut:
1. Control Objectives : terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat tinggi ( high level control objectives) yang terbagi dalam 4 domain, yaitu: Planning & Organization, Acquisition & Implementation, Delivery & Support, dan Monitoring & Evaluation)
2. Audit Guidelines : berisi mengenai tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan saran perbaikan
3. Management Guidelines : manfaat dari pengguna COBIT secara manajerial
• Direktur dan Eksekutif : memastikan manajemen mengikuti dan mengimplementasikan strategi searah dengan TI
• Manajemen : untuk pengambilan keputusan investasi IT, keseimbangan resiko dan kontrol investasi serta benchmark lingkungan TI sekarang dan di masa depan
• Pengguna : untuk memperoleh jaminan keamanan dan control produk dan jasa yang dibutuhkan secara internal maupun eksternal
• Auditor : untuk memperkuat opini untuk manajemen dan control internal dna memberikan saran pada control minimum yang diperlukan

Fokus COBIT terhadap pengelolaan sumber daya teknologi informasi adalah pada:
1. Applications
2. Information
3. Infrastructure
4. People

Di dalam menyediakan informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan organisasi, COBIT memiliki karakteristik:
1. Business focused
2. Process Oriented
3. Controls Based
4. Measurement Driven

COBIT mengelompokkan semua aktivitas bisnis yang terjadi dalam organisasi meliputi34 proses ke dalam 4 buah domain proses, meliputi:
1. Planning & Organization : Domain ini menitikberatkan pada proses perencanaan dan penyelarasan strategi TI dengan strategi perusahaan, mencakup masalah stratgei, taktik dan identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula
2. Acquisition & Implementation : domain ini berkaitan dengan implementasi solusi TI dan integrasinya dalam proses bisnis organisasi untuk mewujudkan strategi TI, juga meliputi perubahan dan maintenance yang dibutuhkan sistem yang sedang berjalan untuk sekedar memastikan sistem itu tetap terjaga
3. Delivery & Support : domain ini mencakup proses pemenuhan layanan TI, keamanan sistem, kontnyuitas layanan, pelatihan dan pendidikan untuk pengguna dan pemenuhan proses data yang sedang berjalan
4. Monitoring & Evaluation : berfokus pada masalah kendali-kendali yang diterapkan dalam organisasi, pemeriksaan intern dan ekstern serta jaminan independent dari proses pemeriksaan yang dilakukan

Gambar 4 Gambar Framework COBIT
2.9 Objective ISO 38500
ISO 38500 menyediakan sebuah framework of principles yang dapat digunakan direktur saat mengevaluasi, mengimplementasi, dan memonitoring kgunaan IT pada perusahaan mereka untuk saat ini ataupun dimasa depan.
Kelebihan ISO 38500 adalah menjamin akuntabilitas diberikan untuk semua Resiko IT dan aktivitasnya.

2.10 ISO
Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.
Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).
Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.
ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik. Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:
1. Meningkatkan citra perusahaan
2. Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
3. Meningkatkan efisiensi kegiatan
4. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
5. Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
6. Mengurangi risiko usaha
7. Meningkatkan daya saing
8. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
9. Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

2.11 ISO / IEC 38500
ISO / IEC 38500 adalah suatu standar internasional untuk Tata kelola teknologi informasi yang diterbitkan bersama oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC). Ini menyediakan kerangka kerja bagi pemerintahan yang efektif TI untuk membantu mereka pada tingkat tertinggi dari organisasi untuk memahami dan memenuhi kewajiban hukum, peraturan, dan etika mereka dalam hal penggunaan organisasi mereka ‘IT.
ISO / IEC 38500 berlaku untuk organisasi dari semua ukuran, termasuk publik dan perusahaan swasta, lembaga pemerintah, dan tidak-untuk organisasi nirlaba. Standar ini memberikan prinsip-prinsip panduan untuk direktur organisasi pada penggunaan efektif, efisien, dan dapat diterima Teknologi Informasi (TI) dalam organisasi mereka. Hal ini diatur menjadi tiga bagian utama, khususnya, Cakupan, dan Framework.
Kerangka kerja ini terdiri dari definisi, prinsip dan model. Ini menetapkan enam prinsip tata kelola perusahaan yang baik dari IT:
1. Tanggung jawab;
2. Strategi;
3. Akuisisi;
4. Kinerja;
5. Kesesuaian;
6. Perilaku manusia.

2.12 Standar
Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa suatu artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi. Suatu standar primer biasanya berada dalam yurisdiksi suatu badan standardisasi nasional. Standar sekunder, tersier, cek, serta bahan standar biasanya digunakan sebagai rujukan dalam sistem metrologi. Suatu kebiasaan, konvensi, produk perusahaan, atau standar perusahaan yang telah diterima umum dan bersifat dominan sering disebut sebagai “standar de facto”.
Suatu standar teknis dapat dikembangkan baik secara sendiri-sendiri atau unilateral, misalnya oleh suatu perusahaan, badan regulasi, militer, dll. Standar juga dapat dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan. Badan standardisasi biasanya memiliki lebih banyak keragaman dan umumnya mengembangkan standar sukarela. Standar-standar ini dapat menjadi suatu keharusan jika diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll. Proses standardisasi dapat melalui suatu pengumuman resmi atau dapat pula melibatkan konsensus formal dari pakar teknis.

Bab III
Gambaran Perusahaan

3.1 Sejarah Perusahaan
PT. TELKOM di Indonesia pertama kali berawal dari sebuah badan usaha swasta penyediaan layanan pos dan telegrap yang didirikan kolonial Belanda pada tahun 1882. Pada tahun 1961 status jawatan diubah menjadi perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi. Kemudian pada tahun 1965 pemerintah memisahkannya menjadi perusahan Negara Pos dan Giro dan perusahaan Negara Telekomunikasi. Pada tahun 1974 Perusahaan Negara Telekomunikasi disesuaikan menjadi perusahaan Umum Telekomunikasi yang menyelenggarakan jasa Telekomunikasi Nasional dan Internasional. Pada tahun 1989 pemerintah Indonesia mengeluarkan UU No.3/ 1989 mengenai Telekomunikasi, yang isinya tentang peran swasta dalam penyelenggaraan Telekomunikasi. Pada tahun 1991 Perusahaan Umum Telekomunikasi berubah bentuk menjadi perusahaan Perseroan (Persero), Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No.25/ 1991 sampai sekarang.
Direktur Utama Telkom saat ini adalah Arief Yahya yang menggantikan Rinaldi Firmansyah pada 11 Mei 2012 yang lalu. Telkom mengklaim sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia, dengan jumlah pelanggan telepon tetap sebanyak 15 juta dan pelanggan telepon seluler sebanyak 104 juta. Telkom juga menjadi pemegang saham mayoritas di 13 anak perusahaan, termasuk PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel).
Pada era kolonial tahun 1882, sejarah dimulai saat didirikan sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegraf. Layanan komunikasi kemudian dikonsolidasikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke dalam jawatan Post Telegraaf Telefoon (PTT). Sebelumnya, pada tanggal 23 Oktober 1856, dimulai pengoperasian layanan jasa telegraf elektromagnetik pertama yang menghubungkan Jakarta (Batavia) dengan Bogor (Buitenzorg).[2] Pada tahun 2009 momen tersebut dijadikan sebagai patokan hari lahir Telkom.
Pada tahun 1961, status jawatan diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Kemudian pada tahun 1965, PN Postel dipecah menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro (PN Pos & Giro) dan Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN Telekomunikasi).
Pada tahun 1974, PN Telekomunikasi diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Telekomunikasi (Perumtel) yang menyelenggarakan jasa telekomunikasi nasional maupun internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat) diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989, ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur peran swasta dalam penyelenggaraan telekomunikasi.
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1991. Pada tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham Telkom. Sejak itu saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) (keduanya sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa Saham New York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar saham.
Tahun 1999 ditetapkan Undang-undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi. Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli telekomunikasi Indonesia.
Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari implementasi restrukturisasi industri jasa telekomunikasi di Indonesia yang ditandai dengan penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal.
Pada 23 Oktober 2009, Telkom meluncurkan “New Telkom” (“Telkom baru”) yang ditandai dengan penggantian identitas perusahaan.
Telkom menyediakan jasa telepon tetap kabel (fixed wireline), jasa telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (mobile service), data/internet serta jasa multimedia lainnya.

3.2 Deskripsi Perusahaan
PT. Telekomunikasi Indonesia adalah salah satu perusahaan badan usaha milik negara (BUMN). Perusahaan yang lebih dikenal dengan sebutan Telkom Indonesia merupakan perusahaan korporasi yang terdiri dari Mitratel, Telin, TelkomMetra, Telkomsel.
Sama seperti namanya, Telkom Indonesia bergerak dalam bidang telekomunikasi. Telkom Indonesia menyediakan layanan koneksi wireless Plain Ordinary Telephone Service (POTS), fixed wireless, data communication services, broadband, satelit, network and interconnection rental, dan layanan telepon selular Telkomsel.

3.3 Deskripsi Telkom Group
3.3.1 PT Dayamitra Telekomunikasi
Saham PT. Dayamitra Telekomunikasi resmi dimiliki oleh PT. Telekomunikasi Indonesia pada tanggal 3 Desember 2004. PT. Dayamitra Telekomunikasi atau lebih dikenal dengan Mitratel adalah sebuah perusahaan penyedia layanan infrastruktur telekomunikasi di seluruh Indonesia. Salah satu penyediaan infrastruktut oleh Mitratel adalah menara provider yang telah disewa oleh beberapa provider terkenal di Indonesia. Selain menara provider, Mitratel juga menyediakan serta mengembangkan layanan infrastruktur lainnya seperti tower macro, BTS, Power Solution, Manage Service.

3.3.2 PT. Telekomunikasi Indonesia International
PT. Telekomunikasi Indonesia International adalah cabang perusahaan dari PT. Telkom Indonesia di luar negeri. Perusahaan yang biasa disebut Telin mempunyai banyak cabang di luar negeri, yaitu Telin Singapore, Telin Hong-Kong, Telin Timor-Leste, Telkom Australia, and Telin Malaysia. Telin fokus sebagai sebuah layanan perusahaan internasional dan investasi strategis dalam bisnis telekomunikasi internasional sama seperti perpanjangan tangan bisnis Telkom di luar negeri. Telin menyediakan network business, layanan informasi dan telekomunikasi internasional.

3.3.3 TelkomMetra
TelkomMetra berdiri pada tanggal 28 Mei 1997 dengan nama perusahaan yaitu PT. Multimedia Nusantara. Pada awalnya TelkomMetra menjadi penyelenggara layanan televisi berbayar, tetapi kini telah menjadi perusahaan yang menyediakan layanan informasi, media, dan edutaiment di Indonesia. TelkomMetra juga dipercaya mengelola anak perusahaan Telkom seperti PT Indonusa Telemedia (TelkomVision), PT PINs Indonesia, dan PT. Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom) dengan atau tanpa memiliki saham minoritas.

3.3.4 PT Telekomunikasi Selular
PT. Telekomunikasi Selular atau lebih dikenal dengan telkomsel adalah perusahaan yang penyedia layanan multi –platform provider di Indonesia milik Telkom Indonesia. Banyak layanan seputar provider dan mobile telah diberikan oleh Telkomsel.\

3.4 Struktur Organisasi

Gambar 5 . Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia


Bab IV
Hasil dan Pembahasan

4.1 Analisa proses bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia
Analisa proses bisnis PT. Telekomunikasi Indonesia menggunakan beberapa alat bantu. Alat bantu yang digunakan antara lain pertanyaan 5W + 1H (What, Why, Where, When, Who, How) dan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

4.1.1 Analisa 5 W + 1 H
Analisa ini merupakan analisa proses bisnis dan layanan yang diberikan PT. Telkom Indonesia.
1. What (Apa)
Kondisi eksternal senantiasa mengalami perubahan. Pendekatan PETS (Politik, Ekonomi, Teknologi dan Sosial) telah menciptakan kesepatan dan sekaligus ancaman bagi Telkom. Perkembangan teknologi yang demikian “ajaib” misalnya telah memungkinkan pekerjaan lebih efisien baik dari sisi waktu maupun biaya yang dikeluarkan. Akan tetapi, karena masing-masing pemain diperkanankan bahakan didorong untuk terlibat, maka perkembangan teknologi tidak saja menciptakan kesempatan tetapi juga menjadi ancaman.
2. Who (Siapa)
Pertumbuhan jumlah pelanggan TELKOM ditahun 2012 sebesar 30,73% telah mendorong kenaikan pendapatan usaha TELKOM dalam tahun 2012 sebesar 23% dibanding tahun 2011. Saham TELKOM per 31 Desember 2012 dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebanyak 51,19% dan pemegang saham publik 48,81% yang terdiri dari 45,54% investor asing dan 3,27% investor lokal. Semenntara itu, harga saham TELKOM di bursa efek Jakarta selama tahun 2012 telah meningkat 71,2% dari Rp. 5.900 menjadi Rp. 10.100,-. Kapitalisasi pasar saham TELKOM pada akhir tahun 2012 sebesarU$ 22,6 Miliar.
Pada tahun 2013, diketahui bahwa jumlah pelanggan telepon seluler di Indonesia selama tahun 2013 mencapai 96,41 juta nomor. Ini berarti tumbuh sekitar 51 persen dibanding tahun 2012 yang hanya 63,8 juta nomor. Pertumbuhan pelanggan seluler dan FWA ini menandai bahwa Indonesia mencatat prestasi luar biasa di dalam mengejar ketertinggalan di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi (Information and Communication Technology/ICT). Membandingkan kondisi di atas dapatlah diketahui bahwaTelkom adalah pemimpin pasar.
3. Where (di mana)
Hasil upaya dari Telkom tercermin dari market share produk dan layanan yang unggul di antara para pemain telekomunikasi. Selama tahun 2012 TELKOM telah menerima beberapa penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri, di antaranya The Best Value Creator, The Best of Performance Excellence Achievement, Asia’s Best Companies 2012 Award dari Majalah Finance Asia.
4. When (Kapan)
Sejalan dengan visi TELKOM untuk menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di kawasan regional serta mewujudkan TELKOM Goal, maka berbagai upaya telah dilakukan TELKOM untuk tetap unggul diantara pemain telekomunikasi. Hasil dari kerja keras tersebut terlihat dari jumlah pelanggan TELKOM. Sampai dengan tanggal 31 Desember 2013, jumlah pelanggan TELKOM sebanyak 48,5 juta pelanggan yang terdiri dari: pelanggan telepon tidak bergerak kabel sejumlah 8,7 juta, pelanggan telepon tidak bergerak nirkabel sejumlah 4,4 juta pelanggan dan 35,6 juta pelanggan jas telepon bergerak.
Dengan pencapaian dan pengakuan yang diperoleh TELKOM, penguasaan pasar untuk setiap portofolio bisnisnya, kuatnya kinerja keuangan, serta potensi pertumbuhannya di masa mendatang, saat ini TELKOM menjadi model korporasi terbaik Indonesia.
5. Why (Mengapa)
Salah satu alasan kenapa layanan internet dari Telkom sangat lambat, salah satunya karena kebanyakan server yg diakses oleh user internet Indonesia berada di luar negeri, seperti : Yahoo, Google, Microsoft, Time, dan lain-lainya. Untuk keadaan ini para pengguna internet Telkom harus tahu tipe-routing-an IP di Indonesia masih harus melewati negara2 di Asia. Saat pelanggan mengakses Yahoo, maka urut2an nya adalah :
komp A -> gateway si A -> ISP si A -> IIX JKT -> server Singapore -> server Taiwan/HK -> server USA -> server Yahoo.
6. How (Bagaimana)
a. Dampak Positif
• Internet sebagai media komunikasi, merupakan fungsi internet yang paling banyak digunakan dimana setiap pengguna internet dapat berkomunikasi dengan pengguna lainnya dari seluruh dunia.
• Media pertukaran data, dengan menggunakan email, newsgroup, ftp dan www (world wide web jaringan situs-situs web) para pengguna internet di seluruh dunia dapat saling bertukar informasi dengan cepat dan murah.
• Media untuk mencari informasi atau data, perkembangan internet yang pesat, menjadikan www sebagai salah satu sumber informasi yang penting dan akurat.
• Kemudahan memperoleh informasi yang ada di internet sehingga manusia tahu apa saja yang terjadi.
• Bisa digunakan sebagai lahan informasi untuk bidang pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain.
• Kemudahan bertransaksi dan berbisnis dalam bidang perdagangan sehingga tidak perlu pergi menuju ke tempat penawaran/penjualan.

2. Dampak Negatif
• Pornografi, Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen browser melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.
• Violence and Gore, Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat menjual situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.
• Penipuan, Internet tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang Anda dapatkan pada penyedia informasi tersebut.
• Carding, Karena sifatnya yang real time (langsung), cara belanja dengan menggunakan Kartu kredit adalah carayang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.
• Perjudian, Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Anda hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya.1.Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). 2. Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi. 3.Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).
• Kecanduan, Bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
4.1.2 Analisa SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
• Strength adalah situasi atau kondisi internal yang merupakan kekuatan dari organisasi/perusahaan pada saat ini.
• Weakness adalah situasi atau kondisi internal yang merupakan kelemahan dari organisasi atau perusahaan pada saat ini.
• Opportunity adalah situasi atau kondisi eksternal yang merupakan peluang untuk berkembang bagi organisasi/perusahaan di masa depan.
• Threat adalah situasi atau kondisi eksternal yang merupakan ancaman bagi organisasi/ perusahaan dan dapat mengancam eksistensiorganisasi/perusahaan di masa depan.
Berikut merupakan hasil analisis SWOT terhadap PT Telkom Indonesia.
A.Strength (Kekuatan)
Telkom memiliki kekuatan finansial yang besar. Hal ini memudahkan Telkom untuk melakukan investasi peralatan telekomunikasi yang mahal. Selain itu, mereka juga telah memiliki jaringan dan infrastruktur yang luas mencakup segenap wilayah tanah air sehingga memudahkan untuk melakukan ekspansi dan penetrasi pasar.
Sepanjang tahun 2008, jumlah pelanggan Perusahaan terus menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Pilihan produk dan cakupan serta beragam jenis layanan yang ditawarkan merupakan keunggulan strategis yang dimiliki Telkom.
Dari sisi keuangan, Telkom terus menunjukkan arus kas yang kuat dan rasio hutang terhadap ekuitas yang sehat. Sejumlah departemen dan instansi Pemerintah (tidak termasuk BUMN) membeli layanan Telkom sebagai pelanggan langsung, dengan termin yang dinegosiasikan secara komersil.

B. Weakness (Kelemahan)
Jumlah pekerjanya terlampau besar; sehingga kurang efisien dan boros dalam anggaran untuk gaji pegawainya. Langkah strategis merger & akuisisi, investasi & divestasi serta pengelolaan anak perusahaan mengandung peluang dan risiko yang dapat mempengaruhi performansi keuangan perusahaan.Kepentingan Pemegang Saham Pengendali dapat berbeda dengan kepentingan Pemegang Saham Telkom lainnya. Kebocoran Pendapatan berpotensi terjadi akibat kelemahan internal dan masalah eksternal dan jika terjadi dapat menimbulkan kerugian pada hasil usaha Telkom.
C. Opportunity (Kesempatan)
Industri telekomunikasi dan informasi akan terus memiliki peranan penting di Indonesia seiring pertumbuhan yang berkesinambungan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Permintaan masyarakat yang tinggi akan akses internet merupakan pasar yang sangat potensial. Selain itu jumlah penduduk Indonesia yang besar, dan baru sedikit yang telah memiliki akses broadband internet, tentu merupakan peluang pasar yang sangat baik bagi pertumbuhan bisnis Telkom.
D.Threats
Masyarakat semakin menuntut mobilitas dan fleksibilitas dari alat komunikasinya, telepon rumah “tradisional” tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Kondisi persaingan akan menjadi semakin ketat, para operator bertarung untuk mendapatkan pelanggan-pelanggan yang jumlahnya makin kecil.
Tidak ada jaminan bahwa situasi politik di Indonesia akan stabil atau Pemerintah akan menerapkan kebijakan ekonomi yang kondusif untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi atau yang tidak berdampak negatif terhadap kondisi regulasi telekomunikasi pada saat ini.
Kemungkinan krisis keuangan global akan berdampak buruk secara material terhadap Telkom. Jaringan Telkom, khususnya jaringan akses kabel dapat menghadapi potensi ancaman keamanan, seperti pencurian atau vandalisme yang dapat berdampak pada hasil usahanya.

4.2 Analisa kondisi IT PT. Telekomunikasi Indonesia
Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang bisnis informasi dan menyalurkan data/informasi yang harus memiliki jaminan keamanannya, PT. Telkom berusahan untuk memanfaatkan penggunaan teknologi informasi dalam pengelolaan perusahaan secara langsung untuk meningkatkan kualitas penerapan tata kelola perusahaan. Hampir seluruh kinerja PT. Telkom yang meliputi pengoperasian jaringan seluruh infrastruktur alat produksi, aspek penting dalam manajemen seperti keuangan, logistik, sumber daya manusia termasuk pelayanan kepada karyawan, pelanggan, vendor, dan pemangku kepentingan lainnya yang telah terintegrasi dalam jaringan Teknologi Informasi.
Beberapa contoh praktik tata kelola TI dalam operasi Pt. Telkom Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Usser Access Review : merupakan proses suatu organisasi dalam memantau dan memverivikasi akses pengguna untuk sistem dan aplikasi yang diperlukan oleh user melakukan atau mendukung sistem dan aplikasi yang ada pada perusahaan. Tujuan menerapkan ini adalah untuk memberikan hak akses kepada user berdasarkan kebutuhan bisnis dan pemisahan tanggung jawab, sehingga peran dan tanggung jawab dari user lebih tertata dan terkontrol.
2. Password Management : merupakan tata cara mengelola kata kunci oleh user agar fungsinya sebagai keamanan dapat berjalan secara efektif. Hal pentingnya dalam pengelolaan ini seperti pemilihan password yang baik sehingga selalu aman.
3. Pengelolaan Audit Trail/Audit Log : pencatatan segala aktivitas yang dilakukan setiap user dalam tabel log secara rinci. Secara default akan langsung mencatat waktu, user, data yang diakses dari berbagai jenis kegiatan. Dari audit ini diharapkan semua kegiatan dapat tercatat dengan baik sebagai histori.
4. Pengelolaan End-User Computing : memberikan panduan dan aturan pengembangan sistem informasi yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri. Pengelolaan yang ada pada PT. Telkom itu meliputi pelatihan pemrograman komputer dan alat-alat pendukungnya, membantu perolehan dan transfer data, membantu pembuatan program, mengevaluasi hardware dan software yang baru serta mengelola katalog dari aplikasi dan database yang sudah ada.

Kerangka kerja pengelolaan tata kelola TI PT. Telkom sebenarnya sudah mengacu pada Control Objectives for Information and related Technologies (COBIT) yang ada pada kebijakan Keamanan Sistem Informasi perusahaan meliputi:
1. Informasi, sistem pengolahan data atau informasi, jaringan dan sarana penunjang yang menjadi aset penting bagi perusahaan
2. Penerapan sistem keamanan informasi untuk menjamin integritas aset dan informasi, sehingga dapat menjaga nilai kompetitif, arus kas, profitabilitas, kepatuhan hukum dan citra komersil perusahaan
3. Penerapan sistem keamanan informasi meliputi penilaian resiko, penilaian keamanan, kepatuhan pada peraturan & hukum, dan kebutuhan bisnis
4. Keberhasilan penerapan sistem keamanan informasi dapat dicapai dengan menerapkan yang sama, pengendalian, pengawasan dan evaluasi terhadap implementasi kebijakan

Mengingat PT. Telkom Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa telekomunikasi dan informasi, maka tidak heran apabila perusahaan ini menggunakan teknologi di setiap kegiatannya guna mempermudah komunikasi antar karyawan maupun dengan pelanggan. Seperti yang sudah di jelaskan di atas, perusahaan ini menggunakan tabel log di dalam setiap kegiatan yang dilakukan, sehingga akan terlihat rangkaian histori dari setap karyawan yang bekerja pada perusahaan dengan rinci dan teratur.
Tidak hanya histori dari kegiatan karyawan saja yang tercatat, namun pelanggan juga memiliki histori yang tersimpan dalam histori record. Sehingga bagian marketing akan bisa meramal mengenai jasa dan pelayanan atau promo yang tepat untuk waktu berikutnya dan tepat pada profil masing-masing pelanggan. Seperti pada bagian Call Center, dimana apabila pelanggan menyampaikan keluhan, bagian customer service akan langsung melihat histori pemakaian terhadap produk mereka melalui nomor telepon yang pelanggan miliki.
Beberapa aplikasi dan sistem sudah memiliki integrasi yang baik antar divisi yang saling terhubung dan juga dengan pelanggan yang sudah digunakan oleh perusahaan guna meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja. Berikut ini adalah beberapa sistem dan aplikasi yang digunakan oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut:
a. SAP R3 : membantu user untuk bekerja pada screen yang berbeda dengan kegiatan yang berbeda pula, seperti 1 screen untuk dapat mendisplay dan 1 screen untuk melakukan input data. Dalam melakukan hal tersebut, maksimal hanya bisa unutk 6 screen yang dibuka oleh user. Perusahaan juga menyediakan modul penggunaan aplikasi ini untuk memudahkan user di dalam penggunaannya agar dapat memberikan manfaat yang baik
b. TNA Online : Training Need Analysisi, aplikasi ini disediakan bagi karyawan untuk dapat merencanakan pelatihan bagi mereka yang diinginkan sesuai kebutuhan. Di dalam aplikasi tersebut karyawan dapat membuat jadwal pelatihan dan pelatihan jenis apa yang akan dilakukan untuk para karyawan di perusahaan. Selain itu mereka juga dapat melihat evaluasi mengenai pelatihan yang baru saja di laksanakan.
c. SKI Online : merupakan aplikasi papperless dan workflow sistem yang mengubah data-data hardcopy ke dalam bentuk softfile. Cara kerja aplikasi ini dengan menggunakan media berbasis Website yang fungsinya untuk menginput data berupa data SKI (Sasaran Kerja Individu) atau laporan-laporan berkala perusahaan yang nantinya akan mengikuti proses alur yang ditentukan oleh perusahaan.
d. E-procurement & e-auction : untuk mengelola proses pengadaan dan kemitraan untuk meminimalkan kontak fisik antara vendor/mitra dengan perusahaan karena keselurahan proses tender dan negosisasi telah berbasis komputer. Dengan aplikasi ini diperoleh kecepatan proses tender, penetapan calon peserta tender secara elektronik sesuai persyaratan yang telah ditentukan serta pemilihan pemenang secara elektronik. Sehingga kualitas proses dapat berjalan semakin baik dan semuanya berlangsung seacara adil dan transparan tanpa adanya intervensi dan kecurangan.
e. Model Internet Portal : ada beberapa fasilitas yang tersedia untuk menunjang pekerjaan karyawan, yaitu:
 News, yaitu fasilitas yang berisi mengenai informasi teknologi, telekomunikasi, bisnis, iklan, dsb
 Link, yaitu fasilitas yang dapat menghubungkan antara unit bisnis PT. Telkom di satu tempat dengan unit bisnis di seluruh Indonesia
 Product, fasilitas yang dapat memberikan infomasi tentang produk PT. Telkom dan Telkomsel seperti Telepon, TelkomFlexi, Telkom Teleconference, Kartu Halo, Telkomsel Siaga, dll
 FAQ (Forum Ask Question) dimana dengan fasilitas ini para pegawai dapat saling melakukan tanya jawab seputar keuangan, pendidikan, pengetahuan atau masalah-masalah yang berkaitan dengan pekerjaan di setiap unit bisnis
 Helpdesk, fasilitas yang membnatu memberikan informasi yang dibutuhkan
 KA301, untuk menampung pengaduan yang terkait dengan isu berkenaan akuntasi, pelayanan, kepegawaian, dll
 Greetings, fasilitas untuk melakukan obrolan dengan teman-teman di tempat lain melalui internet
f. Telkom E-learning : solusi belajar sambil bekerja bagi karyawan dimana dengan e-learning ini akan memungkinkan tersampaikannya bahan ajar kepada pegawai menggunakan media internet, intranet atau jaringan komputer lain.
g. E-business : karena PT. Telkom ini perusahaan yang bergerak di bidang saja, maka penerapan CRM sangat di nomor satukan dalam perusahaan. Dimana perusahaan sangat memegang teguh kualitas pelayanan yang diberikan kepada stakeholder, baik itu pelanggan, vendor, maupun karyawan. Selain itu penerapan perusahaan juga menggunakan SCM dan juga e-commerce untuk menunjang pelayanan yang baik kepada pelanggan seluruh Indonesia.

4.3 Analisa kematangan IT PT. Telekomunikasi Indonesia
4.3.1 Modul PO 1 Define Strategic Plan
Pada PT. Telkom sudah mengetahui akan rencana strategis TI untuk tahun berikutnya, dimana perusahaan ini pun juga sudah melakukan pendokumentasian yang baik dan terstruktur. Sehingga perencenaan ini kemungkinan akan bisa berjalan dengan baik. Akan tetapi keputusan-keputusan strategis yang diambil hanya berdasarkan pada masalah yang ada pada perusahaan, belum berdasarkan rencana strategis TI yang telah ditetapkan secara konsisten.
Rencana strategis dalam pemanfaatan TI pada perusahaan ini antara lain:
1. Mengoptimalkan layanan sambungan telepon kabel tidak bergerak/Fixed wireline (FWL)
2. Memperkuat dan mengembangkan bisnis sambungan telepon nirkabel tidak bergerak dan mengelola portofolio nirkabel
3. Melakukan investasi pada jaringan broadband
4. Mengintegrasi solusi bagi UKM, Enterprise dan berinvestasi pada bisnis wholesale
5. Mengembangkan layanan teknologi informasi termasuk e-payment
6. Berinvestasi di bisnis media dan edutainment
7. Berinvestasi pada peluang bisnis internasional yang strategis
8. Mengintegrasikan Next Generation Network (NGN) dan OBCE (Operational Support System), Business Support System, Customer Support System and Enterprise Relations Management)
9. Menyelaraskan struktur bisnis dan pengelolaan portofolio
10. Melakukan transformasi budaya perusahaan

Ketika perusahaan sudah melakukan kelola TI sedemikian rupa, tentunya aspek yang penting di dalam pengelolaannya adalah sumber daya manusia yang bertanggung jawab penuh atas tata kelola tersebut. ¬Perusahaan selalu meningkatkan kualitas SDM dan mengalokasikan beban anggaran yang cukup guna menjaga serta meningkatkan kompetensi SDM yang dimilikinya. Pemenuhan kebutuhan SDM serta infrastruktur terkait dilakukan dengan berdasarkan pada prinsip sinergi dan optimalisasi sumber daya internal yang ada di jajaran Telkom Group. Strategi pengelolaan SDM ditekankan kepada harmonisasi jumlah dan kompetensi SDM yang searah dengan portofolio bisnis yang fokus pada TIMES (Telecomunication, Information, Media, Edutainment, Service).
Pengembangan SDM juga senantiasa disesuaikan dengan dinamika bisnis perusahaan sehingga kompetensi dari SDM selalu diperbarui setiap tahunnya. Tujuan perusahaan mengelola SDM dengan baik adalah untuk meningkatkan keloyalan pegawai dalam bekerja, seperti diadakannya training atau pelatihan bagi pegawai, reward bagi pegawai dengan kategori tertentu yang dilakukan secara berkala, pelayanan bagi pegawai berbasis TI untuk memudahkan integrasi sistem antar divisi, program pelayanan kesehatan, program pensiunan dan masih banyak lagi Sehingga tercipta rasa nyaman ketika mereka melakukan pekerjaan mereka, apalagi didukung berbagai teknologi yang semakin memudahkan pekerjaan mereka.
Selain pengelolaan atas SDM, perusahaan juga mengelola resiko-resiko yang ada pada perusahaan. Resiko yang ada biasanya terkait pada proses bisnis dan juga IT. Resiko yang biasanya dihadapi oleh perusahaan seperti bocornya data-data penting, sistem keamanan data penting perusahaan, pengoperasian satelit, dan sebagainya. Untuk itu di dalam upaya-upaya pengelolaan resiko tersebut perusahaan sudah memiliki tim TI yang selalu siap untuk melakukan pencegahan, apabila terlambat dan maka tim akan segera melakukan perbaikan dengan cepat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan Pengembangan Enterprise Security Governance untuk melindungi aset fisik dan non fisik. Misalnya Information System Security dengan mengembangkan ISO 27000.
Pengelolaan TI terhadap resiko-resiko yang terjadi sudah masuk dalam kategori yang tinggi apabila tidak ditangani secara tepat dan cepat, karena seluruh siklus bisnis perusahaan membutuhkan TI sebagai akses kemudahan pegawai dalam melakukan pekerjaan mereka.
Dari ulasan diatas, dapat disimpulkan bahwa PT. Telkom Indonesia, sesuai dengan standar Cobit sudah mencapai tingkat kematangan Optimized.
4.3.2 Modul PO9 Assess and Manage IT Risk
PT. Telkom Indonesia dalam strukturorganisasinya telah mempunyai divisi atau bagian internal audit. Pada divisi ini juga sudah mempunyai deskripsi pekerjaan serta tanggung jawab yang jelas. Divisi ini juga telah menggunakan sebuah sistem audit berbasis online untuk menunjang pekerjaannya.
Divisi internal audit akan menghasilkan laporan hasil audit dari pekerjaannya. Laporan hasil audit ini nantinya akan diterma oleh IT Manager, Direktur Utama, dan Komite Audit. Dari hasil audit ini akan ditindaklanjuti sesuai dengan perintah direktur utama. Penindaklanjutan ini akan diawasi oleh bagian Internal audit.
Dari uraian tugas dan wewenang divisi audit, pelaporan hasil audit, dan penanganan resiko yang ditemukan maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kematangan dari pengaturan

4.3.3 Modul ME4 Provide IT Governance
PT Telkom Indonesia dalam webnya selalu menjunjung tinggi kualitas Good Corporate Governance (GCG) dan penerapan GCG dalam perusahaannya agar arah tujuan dan strategi perusahan tidak salah arah. Sebenarnya, Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu proses dan peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder) demi tercapainya tujuan dari perusahaan. GCG ini dimaksudkan untuk mengatur hubungan yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan untuk serta memastikan bahwa kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera. Karena PT. Telkom selalu menjunjung tinggi GCG dalam proses bisnis mereka, maka IT Governance sudah pasti juga menjadi perhatian mereka. Alasam mengapa IT governance menjadi perhatian karena GCG sudah termasuk pengelolaan IT.
Selain GCG, dalam menyediakan tata kelola It, Pt Telkom juga menyelenggakan Self assessment per tahunnya. Penilaian performance karyawan pun juga telah dilakukan per tahun.
Berkaitan dengan manajemen resiko, PT telkom sudah mempunyai manajemen resiko yang baik. Karena terbukti pada level optimized sesuai standar Cobit pada ulasan sebelumnya. PT Telkom Indonesia juga telah menyediakan Enterprise Risk Management.
Dari ulasan diatas, maka dapat disimpulkan PT Telkom berada pada leverl optimised untuk penyediaan IT Governance.

4.3.4 Modul ME2 Monitor and Evaluate Internal Control
Tingkat Kematangan Nilai Kematangan Keterangan
0 – Non-Existent 0,00 – 0,50 Proses pengelolaan tidak diterapkan
1 – Initial/Ad Hoc 0,51 – 1,50 Proses pengelolaan dilakukan secara tidak berkala dan tidak terorganisir
2 – Repeatable but Intuitive 1,51 – 2,50 Proses dilakukan secara berulang
3 – Defined Process 2,51 – 3,50 Proses telah terdokumentasi dan dikomunikasikan, pengawasan dan pelaporan tidak dilakukan secara berkala
4 – Managed and Measurable 3,51 – 4,50 Proses terawasi dan terukur
5 – Optimised 4,51 – 5,00 Best practice telah diterapkan dalam proses pengelolaan
Tabel 1 . Tabel Tingkat Kematangan COBIT

Tabel tingkat kematangan dari COBIT tersebut diterapkan oleh perusahaan sebagai pedoman penilaian yang dilakukan terhadap proses tata kelola TI sesuai dengan standar COBIT. Berikut ini adalah penilain tata kelola TI dari PT. Telkom berdasarkan Monitor dan Evaluate,

Proses Kematangan Saat Ini
Mengawasi dan mengevaluasi kinerja TI Managed and Measurable
Mengawasi dan mengevaluasi kontrol internal maupun eksternal Optimised
Menjamin kepatuhan kebijakan perusahaan Managed and Measurable
Mengelola pelayanan dari stakeholder/pemangku kepentingan Optimised
Menjamin keamanan sistem Managed and Measurable
Mengidentifikasi dan mengalokasikan biaya Optimised
Memberikan pelatihan kepada user dan karyawan yang terkait Optimised
Tabel 2. Tingkat Kematangan Saat Ini

Dari penilaian tingkat kematangan, tata kelola TI pada PT. Telkom berada di tingkat Optimised, dimana tata kelola sudah berjalan dengan baik sesuai dengan GCG perusahaan yang sejalan dengan TI nya. Berikut ini adalah alasan mengapa tata kelola TI PT. Telkom berada pada tingkat ke 5, yaitu Optimized, yaitu:
1. Sudah ada bagian Internal control
2. Menggunakan standar GCG yang ditetapkan pemerintah
3. Menggunakan standar ISO 27001
4. Sudah ada bagian control self assesment
5. Sistem pelanggaran sudah terintegrasi

4.4 Analisa Rekomendasi penerapan Cobit untuk PT Telekomunikasi Indonesia
4.4.1 Analisis COBIT
a. COBIT Mapping
COBIT Mapping diawali dengan identifikasi, tujuan dan sasaran TELKOM berdasarkan Corporate Plan dan Core Business (proses bisnis) yang dimiliki oleh TELKOM. Kemudian tujuan dan sasaran tersebut dipetakan kedalam 4 perspektif BSC dan dicocokan kedalam Business Goal yang ada di COBIT.. Kemudian selanjutnya adalah mengidentifikasi IT Goals yang sesuai dengan memetakan Business Goal dengan IT Goals yang ada di COBIT.
Setelah mendapatkan IT Goals yang sesuai, kemudian dilakukan pemetaan kembali IT Goals tersebut dengan IT Process COBIT dan dikelompokan berdasarkan unit yang terlibat. Sehingga didapatkan proses yang ada pada setiap unit untuk mencapai tujuan TELKOM. Kemudian, untuk menentuan IT Process yang akan diteliti, dilakukan analisis pemilihan proses kritikal yang ada padasetiap unit dengan mempertimbankan tugas dan tanggung jawab dari setiap unit dan dinilai memiliki kesadaran yang kurang terhada IT Process kritikal tersebut. Berikut merupakan hasil pemilihan proses kritikal setiap unit :

Bagian IT Process
Keuangan dan Akuntansi DS6
Sistem Informasi Telkom PO10
Layanan Jaringan AI4
Audit DS11
Perencanaan dan Evaluasi (PE) ME4
SDM DS7

Tabel 3. Hasil Pemilihan Proses Kritikal Setiap Unit

Setelah memilih proses di setiap unit, dilakukan identifikasi input dan output dari IT 5 Process tersebut menurut dokumen Management Guidelines COBIT.
Bagian Proses IT Proses Input Proses Output
Keuangan dan Akuntansi DS6 PO4, PO5, PO10, DS1 PO5, ME1

Tabel 4. Contoh Identifikasi Input dan Output Proses IT
Selanjutnya, proses TI di setiap unit akan menjadi masukan untuk pertanyaan wawancara Management Awareness.

4.4.2 Analisa Kesenjangan (Gap Analysis)
Analisis kesenjangan bertujuan untuk mendefinisikan kesenjangan antara tingkat kematangan aktual dengan target ekspektasi TI dan menerjemahkannya menjadi peluang perbaikan. Berdasarkan hasil rekapitulasi tingkat kematangan IT Process, dapat dideskripsikan bahwa secara umum sebagian besar IT Process yang ada di perusahaan TELKOM berada pada tingkat kematangan Repeatable But Intuitive dan kondisi ideal yang diharapkan (target ekspektasi) pada tingkat kematangan 4- Manage and Measurable.
Dari kedua kondisi tersebut, terdapat gap antara kematangan saat ini (aktual) dan yang diinginkan (ekspektasi). Gap tersebut diantaranya adalah:
1. Beberapa pihak management sudah menyadari komunikasi isu terkait TI. Tetapi belum memahami kebutuhan secara keseluruhan dan belum menerapkan alat komunikasi yang baik untuk mendukung komunikasi antar individu.
2. Perencanaan terhadap TI yang sesuai dengan prinsip pengembangan masih belum diterapkan secara utuh dan belum terdokumentasi dengan baik.
3. Pengadaan dan pemeliharaan IT Resources masih belum berjalan dengan baik.
4. TELKOM hanya memiliki rencana induk Informasi dan Komunikasi namun belum memiliki rencana induk TI sebagai dokumentasi formal pengelolaan sistem informasi.
5. Saat ini Sistem Informasi yang ada di TELKOM baru melewati level transaksional, dimana hal ini masih jauh sekali dari harapan TELKOM yaitu e-governance. Selain itu, integrasiantar sistem informasi yang ada di TELKOM belum sepenuhnya tercapai.
6. Belum ada program pengembangan SDM terkait dengan TI yang dilakukan secara formal, rutin dan konsisten. Staff dan jajaran pegawai di divisi IT TELKOM harus belajar secara mandiri dalam menggunakan TI. Pelatihan hanya dilakukan jika ada sistem baru atau ada permintaan dari unit tertentu.
7. Peran dan tanggung jawab setiap bagian dan jabatan sudah terdokumentasi, namun dalam pelaksanaannya masih belum konsisten dan beban kerja yang diberikan kurang sesuai dengan SDM yang ada.
8. Belum adanya mekanisme pengukuran dan monitoring yang dilakukan untuk mempermudah penanganan resiko TI.
9. Belum adanya kesadaran untuk pengalokasian dana yang sesuai untuk pengadaan dan pengelolaan TI.

4.4.3 Opportunity for Improvement (OFI) Dengan Metode Frameworks COBIT 4.1
Untuk mencapai target ekpektasi, maka TELKOM disarankan untuk melakukan peningkatan terhadap IT Process sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan sebelumnyadenganmelakukan beberapa kegiatan penyesuaian sebagai berikut.
No. Proses Rekomendasi
1. ME3 : Ensure Compliance With External Requirements – Melakukan identifikas ihukum, regulasi dan jaminan terkait TI.
– Menilai, memonitor, melaporkan dampak dari pemenuhan kebutuhan TI.
2. ME4 : Provide IT Governance – MenyelenggarakanauditTIyang dilakukan oleh pihak independent untuk meningkatkan kepercayaan dan memastikan kesesuaian penerapan dan pengelolaan TI dalam mendukung pencapaian tujuan TELKOM.
3. PO1 : Define Strategic IT Plan – Membuat sebuah rencana strategis terkait dengan TI, dimana mendefinisikan atau menjelaskan mengenai nilai TI bagi TELKOM, arahan TI,penaksiran mengenai kemampuan dan kinerja TI dan portofolio TI. Semua hal ini harus selaras dengan visi, misi, tujuan dan rencana strategis TELKOM.
4. PO7 : Manage IT Human Resources – Merencanakan dan melakukan pelatihan untuk personel unit TI dan pengguna TI sesuai dengan tugas dan skill yang dibutuhkan untuk menunjang pengelolaan TI.
– Mengurangi resiko ketergantungan yang berlebihan terhadap sumber daya (personel) kunci.
– Meninjau kinerja personel, baik unit TI maupun unit lainnya.
– Membuat kebijakan pemberian reward, seperti promosi, rotasi, secara berkala kepada karyawan untuk meningkatkan prestasi kerja.
5. PO8 : Manage
Quality – Menetapkan kebutuhan atau persyaratan kualitas, prosedur dan kebijakan secara jelas.
– Memperlajari perkembangan trend TI. Hal ini dilakukan dengan sering membaca majalah atau browsing di internet perihal perkembangan teknologi.
– Membuat standarisasi kualitas, dimana ukuran kualitas dapat diukur dan dibakukan.
– Melakukan monitoring berkelanjutan, menganalisis dan bertindak terhadap penyimpangan yang terjadi, serta mengkomunikasikanhasilnya kepada jajaran manajemen TELKOM.
6. PO9 : Assess and Manage IT Risks – Menentukan batasan resikoyang dapat ditoleransi oleh TELKOM.
– Membuat mekanisme punishment, jika terindikasi kelalaian dalam melakukan pengelolaan TI yang akhirnya merugikan TELKOM.
– Mengkomunikasikan resiko-resiko terkait dengan penerapan TI kepada jajaran manajemen dan merekomendasikan tindakan yang akan dilakukan untuk menanggulangi resiko tersebut.
7. AI5 : Procure IT Resources – Mendefinisikan prosedur dan standar pengadaan sumber daya TI. Prosedur ini sudah mencakup dengan perencanaan dan analisis
biaya pengadan TI.
– Membuat prosedur pemilihan supplier,pembuatanatau modifikasi kontrak dengan supplier dengan meminta nasihat dari lembaga profesional.
– Melakukanpengendalianterhadap pengadaan perangkat keras, perangkat lunak dan layanan yang diminta,dimanaharussesuai dengan prosedur yang ada.
8. AI6 : Manage
Changes – Membuat prosedur penanganan dampak yang dimunculkan oleh perubahan yang terjadi.Resiko ini terkait dengan pengimplementasian TI dimana dapat mengganggu stabilitas lingkungan kerja.
9. PO4 : Define the ITProcesses, Organisation and Relationships – Mendefinisikan struktur, peran, dan tanggung jawab personel unit TI yang lebih jelas dan mendetail, relatif terhadap sistemyang dimiliki.
– Mendefinisikan kebutuhan skill yang harus dimiliki oleh personel dalam setiap jabatan yang ada di unit TI dan diadakan pelatihan
– Untuk meningkatkan skill personil unit TI dan unit lainnya.
– Mendefinisikan indikator performance dari proses TI dan personel unit TI.
– Melakukan pembenahan prosedur terkait komunikasi,misalnya dengan memperpendek birokrasi dengan menerapkan sistem yang terintegrasi untuk semua departemen yang menunjang proses bisnis.
10. PO5 : Manage the IT Investment – Melakukan estimasi dan alokasi budget untuk investasi TI. Serta menilai dan menaksir nilai yang didapatkan dari alokasi budget TI.
– Menentukan prioritas alokasi sumber daya TI untuk pengelolaan, proyek dan pemeliharaan TI.
– Melakukan proses monitoring mengenai kelebihan yang didapatkan dari penyediaan dan pengelolaan kemampuan TI yang sesuai dengan kebutuhan TELKOM.
11. PO10 : Manage
Projects – Membuat dan menerapkan prosedur mengenai manajemen proyek dalam setiap proyek pengembangan TI.
– Mendokumentasikan semua prosedur terkait dengan pengembanganTI,mulaidari desain, source code, help, dan kontrol tehadap pemeliharaan.
– Melakukan perencanaan pelatihan mengenai pengelolaan proyek dan tools yang dapat digunakan.
12. AI2 : Acquire and Maintain Application Software – Membuat standarisasi dan komunikasi prosedur pengembangan dan pemeliharaan software.
– Mengembangkan sumber daya dan melaksanakan software plan untuk memperoleh kualitas yang ditentukan dalam definisi kebutuhan dan kebijakan serta prosedu rtentang kualitas organisasi.
13. AI3 : Acquire and Maintain Technology Infrastructure – Membuat rencana akuisisi teknologi yang selaras dengan rencana infrastruktur teknologi.
– Membuat prosedur terkait pengadaan dan pemeliharaan infrastruktur TI yang mampu mendukung kelancaran integrasi TI di TELKOM.
– Melakukan langkah-langkah pengendalian internal, kemanan dan pengukuran kemampuan evaluasi.
14. AI4 : Enable Operation and Use – Membuat dokumentasi TI dan manual book untuk pengguna.
– Mengkomunikasikan dan mengadakan pelatihan TI untuk pengguna, manajemen, support staff dan staf operasional.
15. AI7 : Install and Accredit Solutionsand Changes – Menetapkan prosedur dasar mengenai perencanaan implementasi, penentuan strategi testing, evaluasi pemenuhan kebutuhan pengguna dan audit manajemen TELKOM.
16. DS1 : Define and Manage Service Levels – Menetapkan, mendefinisikan dan mendokumentasikan secara jelas setiap tingkat layanan TI yang dibutuhkan oleh pengguna, mencakup tanggung jawab dari fungsi TI, ketersediaan layanan, dan kinerja dari layanan TI.
– Melakukan monitoring dan pelaporan pencapaian tingkat pelayanan secara berkala.
– Mengidentifikasi dan mengkomunikasikan kebutuhan layanan TI ke bagian perencanaan strategis.
17. DS5 : Ensure Systems Security – Membuat prosedur dan kebijakan otorisasi pengguna, pengujian dan pengawasan kemanan TI, pengubahan konten,dan tindakan pencegahan resiko terkait kemanan sistem.
– Mengkomunikasikan dan mencegah segala potensi ancaman keamanan terhadap TI, baik ancaman fisik (kebakaran, bencana alam, dll) dan ancaman logik (gangguan virus, pengaksesan data, program aplikasi danjaringan komputer olehpihak yang tidak bertanggung jawab).
– Melakukan pengawasan terhadap keamanan secara berkala.
18. DS6 : Identify and Allocate Costs – TELKOM harus melakukan identifikasi biaya terkait dengan pengembangan dan pengelolaan TI, dan kemudian mengalokasikan sebagian dari anggaran untuk investasi TI
– Melakukan monitoring dan membuat dokumentasi terkait pembiayaan pengembangan dan pengelolaan TI.
19. DS7 : Educate and Train Users – Melakukan identifikasi keperluan pendidikan danpelatihan terhadap personel unit TI, manajemen dan staf pengguna TI.
– Melakukan evaluasi program pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan untuk menjadi relevansi, ekeftivitas dari pengetahuan, nilai dan biaya.
20. DS13 : Manage
Operations – Menetapkan dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur pemeliharaan infrastruktur TI. misalnya membuat dokumen SOP pemeliharaan oleh unit TI.
21. ME1 : Monitor and Evaluate IT
Performance – Menentukan dan mengimplementasikan pendekatan dan metode monitoring dan evaluasi kinerja TI untuk memastikan bahwa apa yang diharapkan dari setiap proses TI telah tercapai.
– Melaporkan dan mendokumentasikan hasil pengukuran kinerja TI.
22. DS4 : Ensure Continous Service – Memperkecil dampak yang disebabkan oleh terganggunya layanan TI (mis. Jaringan down, error, dll) yang dibutuhkan dalam memenuhi kebutuhan konsumen TELKOM dengan mengembangkan dan meningkatkan layanan TI, melakukan pelatihan dan pengujian terhadap rencana ketrsediaan layanan TI.
23. DS8 : Manage Service Desk and Incidents – Menyediakan fasilitas yang dapat membantudan memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna terkait penggunaan TI.
– Melakukan monitoring dan pelaporan trend teknologi yang sedang berkembang didunia.
24. DS11 : Data Management – Melakukan pendefinisian mekanisme aliran data, mulai input, proses dan outputnya.
– Menerapkan prosedur yang digunakanuntuk mengatur penyimpanandata,sehinggadata dapat dengan mudah diakses dan digunakan, tanpa mengabaikan integritas dan keamanan dari data tersebut.
– Melakukan inventarisasi media penyimpanan data.
– Menerapkan prosedur untuk mencegahakses terhadap data penting milik TELKOM pada media yang telah dilakukan penghapusan atau pemindahan untuk penggunaan lainnya. Data yang telah dihapus atau dipindahkan ditandai dan tidak dapat diperoleh lagi datanya.
– Melakukan proses backup dan restore data serta dilakukan pengujian terhadap media backup dan proses restore.
– Mengatur proses identifikasi dan penerapankebutuhankeamanan data pada tahap penerimaan, pemrosesan, penyimpanan fisik dan keluaran terhadap data sensitif, serta proses transmisi data.
25. PO2 : Define the Information Architecture – Membuat dan mendokumentasikan model arsitektur informasi yang optimal dan dapat digunakan untuk berbagi informasi serta mencakup seluruh kegiatan TELKOM. Model ini harus dibuat fleksibel, aman, fungsional dan effective cost.
– Membuat skema klasifikasi data berdasarkan kritikal dan sensitifitas data. Didalam skema ini pun harus didefnisikan siapa pemilik data dan bagaimana protection control yang harus dilakukan.
– Membuat, mengimplementasikan dan memonitor prosedur yang menjamin integritas dan konsistensi dari semua data stored (database, data warehouse, dll)
26. ME2 : Monitor and Evaluate Internal Control – Mendefinisikan mekanisme pengendalian internal untuk memastikan pencapaian tujuan dari kontrol yang dilakukan pada setiap proses TI.
– Memonitor, melaporkan, dan mendokumentasikan efektivitas dari pengendalian internal pada TI kepada manajemen.
27. AI1 : Identify Automated Solutions – Melakukan identifikasi terhadap kebutuhan TI yang akan dikembangkan dan melakukanstudi kelayakan terhadap TI dan financial.
– Melakukan analisis resiko dan cost benefit untuk akhirnya memutuskan untuk mengembangkan sendiri TI yang dibutuhkan atau menggunakan TI yang ada dipasaran.
28. DS9 : Manage the Configuration – Melakukan pendataan, penghitungan dan verifikasi keberadaan fisik komponen TI yang dimiliki TELKOM untuk mengantisipasi resiko yang tidak diharapkan.



Tabel 5. Opportunity for Improvement


Bab V
Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis pada PT. Telkom yang telah dilakukan dan dikerjakan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tata kelola TI PT. Telkom cukup memuaskan dengan berada pada tingkat 5 yaitu Optimized. Dimana kondisi pelayanan dan pengelolaan TI sudah cukup membantu kinerja karyawan serta membangun hubungan yang baik dengan pelanggan maupun vendor. Selain itu PT. Telkom sudah mengacu pada COBIT sebagai penerapan kebijakannya, sehingga perusahaan ini sangat memperhatikan standar-standar yang ada pada COBIT
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa saran, dimana ada saran yang ditujukan untuk TELKOM berdasarkan studi kasus dan untuk penelitian selanjutnya.
1. Melakukan peningkatan terhadap penerapan tata kelola keamanan jaringan dan pertukaran informasi agar menjadi keunggulan kompetitif.
2. Menyediakan dan melatih Sumber Daya Manusia yang memadai dan memiliki keahlian yang cukup baik untuk merencanakan dan mengimplementasikan tata kelola informasi di perusahaan.
3. Mengadopsi pedoman tata kelola informasi yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan keamanan informasi agar lebih terarah.
4. Menyelenggarakan audit TI yang dilakukan oleh pihak independent untuk meningkatkan kepercayaan dan memastikan kesesuaian penerapan dan pengelolaan TI dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan.
5. Menetapkan, mendefinisikan dan mendokumentasikan secara jelas setiap tingkat layanan TI yang dibutuhkan oleh pengguna, mencakup tanggung jawab dari fungsi TI, ketersediaan layanan, dan kinerja dari layanan TI.
6. Menerapkan prosedur untuk mencegahakses terhadap data penting milik TELKOM pada media yang telah dilakukan penghapusan atau pemindahan untuk penggunaan lainnya, data yang telah dihapus atau dipindahkan ditandai dan tidak dapat diperoleh lagi datanya dan melakukan proses backup dan restore data serta dilakukan pengujian terhadap media backup dan proses restore.
7. Mengatur proses identifikasi dan penerapan kebutuhan keamanan data pada tahap penerimaan, pemrosesan, penyimpanan fisik dan keluaran terhadap data sensitif, serta proses transmisi data.

DAFTAR PUSTAKA

http://searchcio.techtarget.in/news/1370718/ISO-38500-A-new-corporate-governance-standard-for-IT. Diakses 13 Oktober 2014
http://www.computerweekly.com/opinion/Security-Zone-The-ISO-IEC-38500-IT-governance-standard. Diakses 13 Oktober 2014

Richard Brisebois. What is IT Governance? and why is it important for the IS auditor. Canada
Stig J. Sunde, dkk. 2012. Auditing IT Governance. The Institute of Internal Auditors.
Simon and Schuster. 2008. The Seven Habits of Highly Effective IT Governance. .. Chicago, USA : A.T. Kearney Inc
Dwiridotjahjono, Jojok. 2006. Bagaimana Membangun Kualitas Layanan On-Line ?. Majalah Manajemen Usahawan Indonesia.
Jurnal Training Center. 2005. Media Komunikasi Sumber Daya Manusia Telekomunikasi. Bandung.
Portal.Telkom.co.id. Aplikasi TNA On-Line. Telkom Training Center Bandung
Portal.Telkom.co.id. Aplikasi SKI On-Line. Telkom Training Center Bandung
Simtel. Training end user simtel/ SAP. Proyek Simtel/ SAP Bandung
Telkom. Katalog Produk PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Tim penerbit catalog Produk Telkom Bandung.
Telkom. Overview : system Pengelolaan perusahaan PT TelekomunikasiIndonesia, Tbk Bandung.
Brisebois, R., 2012. What Is IT Governance? And Why Is It Important For The IS Auditor, Canada.

Chaudari, Y., 2009, ISO 38500: A new corporate governance standard for IT, http://searchcio.techtarget.in/news/1370718/ISO-38500-A-new-corporate-governance-standard-for-IT, diakses pada 13 Oktober 2014.

Dwiridotjahjono, J., 2006, Bagaimana Membangun Kualitas Layanan On-Line ?, Manajemen Usahawan Indonesia, Jakarta.

Fitrizal, D., 2011, Existing Condition Assessment Untuk Aplikasi Terintegrasi Di Lingkungan Telkomristi Dengan Menggunakan Framework Cobit, http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-fitrizalni-29013, diakses pada 29 Oktober 2014.

Jatmiko, B., 2008, Audit Sistem Informasi Untuk Menilai Proses Penyampaian Dan Dukungan (Delivery And Support) Dalam Pelayanan Informasi Dengan Menggunakan Framework Cobit Studi Kasus : Pt. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. R & D Center, http://hanif720.blogspot.com/2009/09/audit-is-cobit-pt-telkom-abstract.html, diakses pada 30 Oktober 2014.

Munarman, A., 2011, Keamanan dalam Manajemen IT Berbasis Cloud, http://learn-cobit.blogspot.com/2012/10/keamanan-dalam-manajemen-it-berbasis.html, diakses pada 29 Oktober 2014.

Pandji, W.B, 2010. Perancangan Model Tata Kelola Teknologi Informasi Berbasis COBIT Pada Proses Pengelolaan Data Studi Kasus: PT. Telkom Distribusi Jawa Timur. Bandung: Institut Teknologi Telkom.

Power, C., 2009, Security Zone: The ISO/IEC 38500 IT governance standard, http://www.computerweekly.com/opinion/Security-Zone-The-ISO-IEC-38500-IT-governance-standard, diakses pada 13 Oktober 2014.

Simon and Schuster., 2009, Auditing IT Governance. The Institute of Internal Auditors.

Sunde, S.J., 2012, Auditing IT Governance. The Institute of Internal Auditors, Chicago, A.T. Kearney Inc.

Penerapan IT Governance Dengan Menggunakan ISO/IEC 38500

PENERAPAN IT GOVERNANCE DENGAN MENGGUNAKAN ISO/IEC 38500

(Studi Kasus PT. Anta Tour Express & Travel)

Abstrak

Semakin tingginya penggunaan Teknologi Informasi yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, maka diperlukan mekanisme penataan yang benar-benar dapat mendukung tercapainya tujuan dari sebuah perusahaan. PT. Anta Tour Express & Travel misalnya, yang sudah menerapkan tata kelola Teknologi Informasi bagi perusahaannya dengan strategi tertentu untuk dapat berhasil mencapai tujuannya.Dengan pembuatan makalah ini, penulis mengetahui dan memahami kondisi penerapan tata kelola teknologi informasi yang berjalan pada PT. Anta Tour Express & Travel. Pengendalian Umum dari perusahaan ini juga sudah berjalan cukup baik. Penerapan yang dipakai menggunakan ISO/IEC 38500.

Kata Kunci : Tata Kelola, Teknologi Informasi, ISO/IEC 38500

BAB 1

PENDAHULUAN

 

1.1     Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, pemenuhan akan kebutuhan sistem informasi bagi semua jenis organisasi berkembang pesat. Penerapan teknologi informasi dinilai sebagai sebuah solusi yang mampu meningkatkan kemampuan perusahaan di dalam persaingannya dan meningkatkan profit perusahaannya. Hal ini membuat teknologi informasi memiliki peranan yang penting sehingga dibutuhkan suatu perencanaan dengan pengimplementasian yang baik.

Peranan teknologi informasi ini tentunya harus diimbangi dengan pengaturan dan pengelolaan yang tepat, sehingga resiko-resiko yang akan membawa dampak kerugian dapat dihindari. Kerugian tersebut melingkupi hilangnya data, kebocoran data, informasi yang tersedia tidak akurat disebabkan oleh pemrosesan data yang salah sehingga integritas data tidak dapat dipertahankan lagi. Tentunya hal-hal tersebut dapat mempengaruhi pengambilan keputusan, termasuk mempengaruhi efektivitas dan efisiensi dalam pencapaian tujuan serta strategi perusahaan.

Sehubungan dengan hal di tersebut, diperlukan sebuah mekanisme kontrol audit terhadap pengelolaan teknologi informasi. Audit ini menggunakan kerangka kerja ISO 38500 dimana bisa memberikan evaluasi terhadap keadaan tata kelola Teknologi Informasi dari PT. Anta Tour Express & Travel, yang juga bisa untuk masukan dalam pengelolaan di masa mendatang.

Makalah ini mengangkat kasus pada PT. Anta Tour & Travel, dimana saat ini perusahaan menerapkan tata kelola (Teknologi Informasi) TI Tujuan perusahaan ini menerapkan tata kelola TI nya sebagai salah satu cara untuk mengembangkan bisnisnya di dunia travel dan selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap customernya serta bagi internal perusahaan itu sendiri.

1.2     Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan penulis dalam latar belakang masalah, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

  1. Bagaimana PT. Anta Tour Express & Travel menerapkan tata kelola Teknologi Informasi sesuai dengan framework ISO/IEC 38500?
  2. Apa itu ISO/IEC 38500?

1.3     Batasan Masalah

          Penulis membatasi permasalahan yang dituangkan ke dalam makalah ini sampai pada penerapan ISO 38500 pada PT. Anta Tour Express & Travel dalam pengelolaan Teknologi Informasi yang digunakan di dalam perusahaan tersebut.

1.4     Tujuan

Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain sebagai berikut:

  1. Menjelaskan penerapan dan kegunaan framework ISO/IEC 38500 di dalam tata kelola TI Anta Tour Express & Travel
  2. Menjelaskan mengenai definisi, standar, prinsip dan pemodelan dari ISO/IEC 38500

1.5       Manfaat

            Manfaat yang dapat diberikan dari pembahasan makalah ini adalah:

  1. Dapat memberikan pengetahuan mengenai tata kelola TI yang efektif untuk mencapai tujuan bisnis
  2. Mengetahui manfaat penerapan framework dari ISO/IEC 38500 terhadap IT Governance

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

  • Audit

Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.

  • Audit Keuangan

Audit keuangan adalah audit terhadap laporan keuangan suatu entitas (perusahaan atau organisasi) yang akan menghasilkan pendapat (opini) pihak ketiga mengenai relevansi, akurasi, dan kelengkapan laporan-laporan tersebut.

  • Audit Operasional

Audit Operasional adalah pengkajian atas setiap bagian organisasi terhadap prosedur operasi standar dan metode yang diterapkan suatu organisasi dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi, efektivitas, dan keekonomisan.

  • Audit Ketaatan

Audit Ketaatan adalah proses kerja yang menentukan apakah pihak yang diaudit telah mengikuti prosedur, standar, dan aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang.

2.5     Audit Investivigatif

Audit Investigatif adalah serangkaian kegiatan mengenali (recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji (examine) secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas (perusahaan/organisasi/negara/daerah). (Hartanto, 2012).

Jadi, audit itu adalah suatu rangkaian kegiatan yang menyangkut:

  1. Proses pengumpulan dan evaluasi bahan bukti
  2. Informasi yang dapat diukur. Informasi yang dievaluasi adalah informasi yang dapat diukur. Hal-hal yang bersifat kualitatif harus dikelompokkan dalam kelompok yang terukur, sehingga dapat dinilai menurut ukuran yang jelas, seumpamanya Baik Sekali, Baik, Cukup, Kurang Baik, dan Tidak Baik dengan ukuran yang jelas kriterianya.
  3. Entitas ekonomi. Untuk menegaskan bahwa yang diaudit itu adalah kesatuan, baik berupa Perusahaan, Divisi, atau yang lain.
  4. Dilakukan oleh seseorang (atau sejumlah orang) yang kompeten dan independen yang disebut sebagai Auditor.
  5. Menentukan kesesuaian informasi dengan kriteria penyimpangan yang ditemukan. Penentuan itu harus berdasarkan ukuran yang jelas. Artinya, dengan kriteria apa hal tersebut dikatakan menyimpang.
  6. Melaporkan hasilnya. Laporan berisi informasi tentang kesesuaian antara informasi yang diuji dan kriterianya, atau ketidaksesuaian informasi yang diuji dengan kriterianya serta menunjukkan fakta atas ketidaksesuaian tersebut.
  • IT Audit

Audit teknologi informasi (Inggris: information technology (IT) audit atau information systems (IS) audit) adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya.

2.7     IT Governance

IT Governance atau tata kelola TI berfokus pada TI, performa TI dan manajemen resiko. Tata Kelola IT ini termasuk memproses dan mengkombinasi kontrol-kontrol yang membantu organisasi lebih baik mengatur lingkungan TI dan menyeimbangkan keseluruhan profil resiko TI dan tujuan organisasi.

IT Governance berfungsi untuk memastikan tujuan IT ditemukan dan resiko IT dapat dimitigasi sehingga IT dapat menghasilkan value untuk bertahan dan bertumbuh pada organisasi. Selain itu, IT Governance juga membantu meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mencapai keseluruhan capaian dan tujuan perusahaan. Oleh karena itu, seluruh stakeholder harus berpatisipasi dalam pengambilan keputusannya. Gambar dibawah ini akan menjelaskan peran stakeholder, IT, dan IT Governance itu sendiri.

Gambar xx Gambar IT Governance Roles, Standards, dan Framework

Sumber : Auditing IT Governance. The Institute of Internal Auditors. 2012

IT Governance terdiri dari struktur organisasi, kepemimpinan, dan proses yang memastikan IT dapat mendukung strategi dan tujuan organisasi. Ada 5 komponen dari IT Governance yaitu Struktur Organisasi dan Governance, Kepemimpinan dan Dukungan Eksekutif, Perencanaan strategis dan opresional, Penyampaian Service dan pengukuran, Organisasi IT dan Manajemen Resiko. Gambar berikut merupakan diagram penggambaran dari kelima komponen tersebut.

Gambar xx Gambar 5 Komponen IT Governance

 

Karena hubungan yang erat antara struktur organisasi dan IT Governance, maka IT Governance sendiri memiliki keuntungan dan kelebihan pada masing-masing jenis struktur organisasi. Ada dua jenis struktur organisasi, centralize dan decentralize.

Kekurangan IT Governance pada struktur organisasi decentralize.

  1. Cost yang tinggi
  2. Kompetisi IT yang lebih bervariasi
  3. Integrasi yang buruk
  4. Standarisasi yang kurang
  5. Sinergi yang sedikit

Kelebihan IT Governance pada struktur organisasi decentralize.

  1. Meningkatkan kepemilikan
  2. Lebih responsive terhadap perbedaan kebutuhan
  3. Lebih ada kontrol untuk prioritas

Kelebihan IT Governance pada struktur organisasi centralize.

  1. Lebih ada standarisasi
  2. Menambah skala ekonomi dan infrastruktur

Kekurangan IT Governance pada struktur organisasi centralize.

  1. Tidak responsive terhadap perbedaan kebutuhan
  2. Tidak ada Kepemilikan unit bisnis
  3. Tidak sejalan dengan bisnis
  4. Waktu yang lebih lama untuk ke market

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini

Gambar xx Gambar Kelebihan dan kekurangan IT governance

dibandingkan dengan struktur organisasi centralize dan decentralize

Sumber: The Seven Habits of Highly Effective IT Governance.

2.8     Objective ISO 38500

ISO 38500 menyediakan sebuah framework of principles yang dapat digunakan direktur saat mengevaluasi, mengimplementasi, dan memonitoring kgunaan IT pada perusahaan  mereka untuk saat ini ataupun dimasa depan.

Kelebihan ISO 38500 adalah menjamin akuntabilitas diberikan untuk semua Resiko IT dan aktivitasnya.

  • ISO

Organisasi Internasional untuk Standardisasi (bahasa Inggris: International Organization for Standardization disingkat ISO atau Iso) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil dari badan standardisasi nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai singkatan ISO, karena dalam bahasa Yunani isos berarti sama (equal). Penggunaan ini dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.

Didirikan pada 23 Februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa saja. Standar yang sudah kita kenal antara lain standar jenis film fotografi, ukuran kartu telepon, kartu ATM Bank, ukuran dan ketebalan kertas dan lainnya. Dalam menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130 negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja (WG).

Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan perusahaan-perusahaan besar.

ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik. Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:

  1. Meningkatkan citra perusahaan
  2. Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan
  3. Meningkatkan efisiensi kegiatan
  4. Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act)
  5. Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan
  6. Mengurangi risiko usaha
  7. Meningkatkan daya saing
  8. Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan
  9. Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

 

  • ISO / IEC 38500

ISO / IEC 38500 adalah suatu standar internasional untuk Tata kelola teknologi informasi yang diterbitkan bersama oleh Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) dan International Electrotechnical Commission (IEC). Ini menyediakan kerangka kerja bagi pemerintahan yang efektif TI untuk membantu mereka pada tingkat tertinggi dari organisasi untuk memahami dan memenuhi kewajiban hukum, peraturan, dan etika mereka dalam hal penggunaan organisasi mereka ‘IT.

ISO / IEC 38500 berlaku untuk organisasi dari semua ukuran, termasuk publik dan perusahaan swasta, lembaga pemerintah, dan tidak-untuk organisasi nirlaba. Standar ini memberikan prinsip-prinsip panduan untuk direktur organisasi pada penggunaan efektif, efisien, dan dapat diterima Teknologi Informasi (TI) dalam organisasi mereka. Hal ini diatur menjadi tiga bagian utama, khususnya, Cakupan, dan Framework.

Kerangka kerja ini terdiri dari definisi, prinsip dan model. Ini menetapkan enam prinsip tata kelola perusahaan yang baik dari IT:

  1. Tanggung jawab;
  2. Strategi;
  3. Akuisisi;
  4. Kinerja;
  5. Kesesuaian;
  6. Perilaku manusia.
  • Standar

Standar, atau lengkapnya standar teknis, adalah suatu norma atau persyaratan yang biasanya berupa suatu dokumen formal yang menciptakan kriteria, metode, proses, dan praktik rekayasa atau teknis yang seragam. Suatu standar dapat pula berupa suatu artefak atau perangkat formal lain yang digunakan untuk kalibrasi. Suatu standar primer biasanya berada dalam yurisdiksi suatu badan standardisasi nasional. Standar sekunder, tersier, cek, serta bahan standar biasanya digunakan sebagai rujukan dalam sistem metrologi. Suatu kebiasaan, konvensi, produk perusahaan, atau standar perusahaan yang telah diterima umum dan bersifat dominan sering disebut sebagai “standar de facto”.

Suatu standar teknis dapat dikembangkan baik secara sendiri-sendiri atau unilateral, misalnya oleh suatu perusahaan, badan regulasi, militer, dll. Standar juga dapat dikembangkan oleh suatu kelompok seperti persekutuan atau asosiasi perdagangan. Badan standardisasi biasanya memiliki lebih banyak keragaman dan umumnya mengembangkan standar sukarela. Standar-standar ini dapat menjadi suatu keharusan jika diadopsi oleh suatu pemerintahan, kontrak bisnis, dll. Proses standardisasi dapat melalui suatu pengumuman resmi atau dapat pula melibatkan konsensus formal dari pakar teknis.

  • Keamanan

Keamanan adalah keadaan bebas dari bahaya. Istilah ini bisa digunakan dengan hubungan kepada kejahatan, segala bentuk kecelakaan, dan lain-lain. Keamanan merupakan topik yang luas termasuk keamananan nasional terhadap serangan teroris, keamanan komputer terhadap hacker, kemanan rumah terhadap maling dan penyelusup lainnya, keamanan finansial terhadap kehancuran ekonomi dan banyak situasi berhubungan lainnya.

Aspek keamanan informasi adalah aspek-aspek yang dilingkupi dan melingkupi keamanan informasi dalam sebuah sistem informasi. Aspek-aspek ini adalah :

  1. Privasi/kerahasiaan, menjaga kerahasiaan informasi dari semua pihak, kecuali yang memiliki kewenangan.
  2. Integritas, meyakinkan bahwa data tidak mengalami perubahan oleh yang tidak berhak atau oleh suatu hal lain yang tidak diketahui (misalnya buruknya transmisi data).
  3. Otentikasi/identifikasi, pengecekan terhadap identitas suatu entitas, bisa berupa orang, kartu kredit atau mesin.
  4. Tanda tangan, mengesahkan suatu informasi menjadi satu kesatuan di bawah suatu otoritas.
  5. Otorisasi, pemberian hak/kewenangan kepada entitas lain di dalam sistem;
  6. Validasi, pengecekan keabsahan suatu otorisasi;
  7. Kontrol akses, pembatasan akses terhadap entitas di dalam sistem;
  8. Sertifikasi, pengesahan/pemberian kuasa suatu informasi kepada entitas yang tepercaya;
  9. Pencatatan waktu, mencatat waktu pembuatan atau keberadaan suatu informasi di dalam sistem;
  10. Persaksian, memverifikasi pembuatan dan keberadaan suatu informasi di dalam sistem bukan oleh pembuatnya
  11. Tanda terima, pemberitahuan bahwa informasi telah diterima;
  12. Konfirmasi, pemberitahuan bahwa suatu layanan informasi telah tersedia;
  13. Kepemilikan, menyediakan suatu entitas dengan sah untuk menggunakan atau mengirimkan kepada pihak lain;
  14. Anonimitas, menyamarkan identitas dari entitas terkait dalam suatu proses transaksi;
  15. Penyangkalan, mencegah penyangkalan dari suatu entitas atas kesepakatan atau perbuatan yang sudah dibuat;
  16. Penarikan, penarikan kembali suatu sertifikat atau otoritas.

3.4     Keamanan Komputer

Keamanan komputer adalah keamanan infromasi yang diaplikasikan kepada komputer dan jaringannya yang bertujuan membantu user agar dapat mencegah penipuan atau mendeteksi adanya usaha penipuan di sebuah sistem yang berbasis informasi. Informasinya sendiri memiliki arti non fisik. (Hartanto, 2013).

Keamanan komputer adalah suatu cabang teknologi yang dikenal dengan nama keamanan informasi yang diterapkan pada komputer. Sasaran keamanan komputer antara lain adalah sebagai perlindungan informasi terhadap pencurian atau korupsi, atau pemeliharaan ketersediaan, seperti dijabarkan dalam kebijakan keamanan. (Hartanto, 2011).

Sistem keamanan komputer merupakan sebuah upaya yang dilakukan untuk mengamankan kinerja dan proses komputer. Penerapan computer security dalam kehidupan sehari-hari berguna sebagai penjaga sumber daya sistem agar tidak digunakan, modifikasi, interupsi, dan diganggu oleh orang yang tidak berwenang. Keamanan bisa diindentifikasikan dalam masalah teknis, manajerial, legalitas, dan politis. computer security akan membahas 2 hal penting yaitu Ancaman/Threats dan Kelemahan sistem/vulnerabillity. (Lang, 2013).

Keamanan komputer memberikan persyaratan terhadap komputer yang berbeda dari kebanyakan persyaratan sistem karena sering kali berbentuk pembatasan terhadap apa yang tidak boleh dilakukan komputer. Ini membuat keamanan komputer menjadi lebih menantang karena sudah cukup sulit untuk membuat program komputer melakukan segala apa yang sudah dirancang untuk dilakukan dengan benar. Persyaratan negatif juga sukar untuk dipenuhi dan membutuhkan pengujian mendalam untuk verifikasinya, yang tidak praktis bagi kebanyakan program komputer. Keamanan komputer memberikan strategi teknis untuk mengubah persyaratan negatif menjadi aturan positif yang dapat ditegakkan.

Pendekatan yang umum dilakukan untuk meningkatkan keamanan komputer antara lain adalah dengan membatasi akses fisik terhadap komputer, menerapkan mekanisme pada perangkat keras dan sistem operasi untuk keamanan komputer, serta membuat strategi pemrograman untuk menghasilkan program komputer yang dapat diandalkan.

BAB 3

GAMBARAN PERUSAHAAN

 

3.1     Latar Belakang Perusahaan

Perusahaan perjalanan Anta Tour dan Travel, yang lebih dikenal dengan AntaVaya (PT Vayatour) adalah perusahaan manajemen perjalanan terkemuka di Indonesia, membantu perusahaan-perusahaan dari semua ukuran, perusahaan multinasional dan lembaga pemerintah dalam mengelola wisata secara profesional dan hemat biaya. Wisata Perusahaan AntaVaya adalah lengan perjalanan perusahaan dari AntaVaya Group, perusahaan perjalanan terbesar di Indonesia yang kepentingan lain termasuk wisata rekreasi dan wisata, pertemuan & acara, perjalanan insentif, wisata inbound dan distribusi hotel. Sejak tahun 2007 AntaVaya telah menjadi bisnis CT Corp, salah satu kelompok bisnis yang berkembang tercepat di Indonesia di bawah kepemimpinan Ketua Chairul Tanjung. Hal ini memberikan Antavaya dengan sinergi yang unik dengan bisnis CT Corp lain di bidang keuangan, perhotelan, media, hiburan dan ruang ritel.

Perusahaan ini adalah salah satu perusahaan manajemen travel terbesar di Indonesia. Didirikan pada tahun 1965, perusahaan ini telah mendapatkan reputasi kualitas pelayanan dan manajemen kedua profesional untuk manajemen. Dengan lebih dari 600 staf khusus berfokus pada perjalanan perusahaan, pusat kontak tiga lantai dengan komunikasi yang baik dan sistem informasi yang terintegrasi, lebih dari 40 lokasi implan, dan jaringan nasional yang mencakup Jawa, Sulawesi, Balikpapan, Bali, Makassar, sampai ke Papua, Perusahaan travel ini berada dalam posisi yang unik untuk memberikan layanan wisata khusus yang dibutuhkan oleh para pelanggan.

Pada tahun 1994 PT Vayatour (AntaVaya perjalanan korporat badan hukum) bergabung dengan Anta Tour, merek wisata lain yang didirikan untuk membentuk AntaVaya, agen perjalanan terkemuka di negeri ini. Pada tahun 2012, AntaVaya mulai berkumpul kembali semua kegiatan perjalanan perusahaan di bawah bendera Travel AntaVaya Perusahaan, sehingga hari ini memiliki fokus eksklusif pada layanan perusahaan. Bahwa fokus tunggal kekuatan lain untuk mempertahankan kepemimpinan perusahaan kami.

Sejak tahun 2007 AntaVaya telah menjadi bagian dari CT Corp, salah satu kelompok bisnis yang berkembang tercepat di Indonesia di bawah kepemimpinan Ketua Chairul Tanjung. Hal ini memberikan AntaVaya dengan sinergi yang unik dengan bisnis CT Corp lain di bidang keuangan, perhotelan, media, hiburan dan ruang ritel.

Proses bisnis pada perusahaan ini cukup kuat, didukung oleh sistem dan prosedur modern, seperti yang ditunjukkan oleh ISO 9001: 2008, OHSAS 18001: 2007, dan ISO 38500:2009, sertifikasi dan kemitraan panjang dengan ahli manajemen perjalanan global HRG (Hogg Robinson Group) dengan pelanggan di seluruh penjuru Indonesia.

Nilai-nilai inti kami Customer First, Inovasi dan Kinerja memastikan bahwa perusahaan Anda mendapatkan nilai yang paling dari hubungan Anda dengan AntaVaya.

3.3     Struktur Organisasi Perusahaan

3.3     Proses Bisnis Utama Di Perusahaan

Teknologi tidak menggantikan orang-orang ahli. Itu membuat mereka lebih baik. Di Travel AntaVaya Perusahaan kami telah lama percaya bahwa orang-orang ahli kami adalah aset terkuat kami. Namun kami telah berinvestasi dalam teknologi untuk memastikan keahlian mereka digunakan secara tepat, dan untuk memberikan keunggulan dalam menangani program perjalanan Anda ke tingkat berikutnya.

Salah satu nilai-nilai inti kami adalah Customer First, dan kita menerapkan ini dalam bagaimana kita merancang konfigurasi layanan yang tepat untuk bisnis Anda. Kami akan mendiskusikan kebutuhan Anda secara rinci, memberikan pilihan dan membantu Anda dalam memilih opsi yang tepat untuk Anda. Kami telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam peluncuran Pelanggan baru Care Centre (CCC) pada tahun 2012 Berbasis di Markas AntaVaya kami di Jakarta, CCC kami membanggakan teknologi terdepan contact center untuk memastikan kami melayani klien kami seefisien mungkin sementara tetap mempertahankan yang AntaVaya menyentuh bahwa kita telah menjadi terkenal. Laporan TV papan dinding kami dalam kinerja panggilan kita real time, memastikan bahwa kami secara konsisten melebihi Tingkat Layanan kami, yang lebih dari 80% dari panggilan sehari-kali dijawab dalam waktu 20 detik dan lebih dari 80% dari setelah-jam panggilan dijawab dalam waktu 40 detik.

Semakin banyak perusahaan sekarang menghargai nilai dan efektivitas layanan remote melalui CCC kami, membebaskan ruang kantor yang berharga di tempat mereka dan memastikan kemampuan yang lebih baik untuk menangani puncak permintaan dalam negeri.

Kami terus layanan lebih dari 40 lokasi di implan diatur, di mana tim kecil konsultan di AntaVaya Perusahaan terletak di dalam tempat korporasi, mengistimewakan hubungan pribadi dekat selama ketahanan layanan remote terpusat.

3.4     Proses Pemesanan Terintegrasi

Wisata AntaVaya Perusahaan mengoperasikan sistem pemesanan GDS bertenaga tradisional untuk pemesanan udara internasional. Untuk konten udara domestik, AntaVaya telah bersama-mengembangkan platform transaksi berbasis web spesifik yang mengakses semua maskapai domestik utama melalui satu sistem reservasi tunggal. Hal ini sangat meningkatkan kualitas layanan yang ditawarkan kepada wisatawan domestik, sebagai pilihan penerbangan dapat ditawarkan langsung di beberapa operator, dan semua data yang dibutuhkan untuk pengumpulan Informasi Manajemen dapat dimasukkan langsung pada saat pemesanan.

Untuk konten Hotel AntaVaya telah mengembangkan sebuah portal pemesanan hotel yang mengumpulkan menjadi satu alat tunggal semua kontrak langsung hotel dinegosiasikan oleh kami dengan pelaku bisnis perhotelan di Indonesia, serta konten tingkat bersih menarik dari grosir hotel global, memastikan wisatawan dan booker dapat dengan cepat menemukan Hotel yang mereka butuhkan pada tingkat yang paling kompetitif.

Pemesanan online menghadapi angin sakal yang signifikan di Indonesia, dari berbagai arah: konten (konten dalam negeri tidak tersedia pada sistem tradisional), biaya (cost teknologi yang relatif tinggi di negara biaya tenaga kerja relatif rendah), cara pembayaran, dan perusahaan proses administrasi yang sering membutuhkan beberapa sentuhan offline. Inilah sebabnya mengapa program wisata terbesar masih menganggap online Pemesanan kesempatan untuk masa depan pertengahan / jangka panjang daripada saat ini.

Untuk perusahaan bersedia untuk trade off beberapa kelemahan dari pemesanan online, AntaVaya dapat membantu Anda dalam menyebarkan solusi pilihan Anda di Indonesia.

3.5     Proses Pengolahan Data

Sistem Informasi Manajemen (SIM) sangat penting untuk perusahaan hari ini untuk menangkap, proses dan memberikan data dan analisis yang diperlukan untuk mengelola bisnis. Sistem Vayatour kantor pertengahan memungkinkan kita untuk menangkap semua data penting pada saat reservasi atau penerbitan, sehingga perusahaan Anda mendapatkan lengkap, data bersih secara sering. Tim ahli MI meninjau proses menangkap data sering untuk memastikan Anda mendapatkan data yang paling padat dari pasangan Manajemen Perjalanan Anda.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

 

Dalam menerapkan tata kelola TI yang baik pada PT. Anta Tour Express and Travel, tentunya harus mengikuti standar dari ISO 38500. Seperti pada pembahasan sebelumnya, sudah dijelaskan mengenai ISO 38500 beserta standar dan prinsip-prinsip yang telah ada pada framework tersebut.

4.1  Scope, Application, Objectives

Di dalam PT. Anta Tour Express & Travel perusahaan memang lebih condong kepada pelayanan kepada customer, guna memberikan kepuasan yang tinggi dan keloyalan mereka terhadap perusahaan. Oleh karenanya, proses bisnis yang ada di dalamnya mengarah kepada pelayanan customer. Di dalam perusahaan tersebut tentu terdapat divisi-divisi yang berperan penting di dalam mengemban tugas serta tanggung jawab dari perusahaan. Di bagian front office misalnya, terdapat bagian pelayanan, penawaran produk/jasa, dan pembayaran. Dimana pada bagian ini mereka memang yang langsung berhubungan langsung dengan customer. Dari sini bagian office seperti sales & marketing, operation, accounting akan langsung mendapatkan informasi akurat yang di dapatkan dari front office. Dalam proses bisnis yang terjadi ini masing-masing divisi saling terintegrasi dan akan terjadi pengotomatisasian pada sistem yang digunakan sehingga pekerjaan mereka menjadi lebih efisien, khususnya pelayanan pada customer yang bisa dibilang menjadi lebih efektif dan cepat.

Perusahaan di dalam melakukan komunikasi dengan vendor juga dilakukan dengan teknologi yang saling terintegrasi. Misalnya kerjasamanya dengan vendor yang menjual tiket pesawat terbang, perusahaan akan bisa langsung melakukan permintaan pemesanan tiket kepada agen tersebut dalam jumlah kecil maupun yang besar sekaligus. Di dalam pelayananya pun perusahaan menyediakan sebuah website untuk dapat menampilkan promosi serta produk-produk tour yang ditawarkan. Dari website itu juga customer bisa melakukan pemesanan secara online dan pesanannya akan langsung terintegrasi pada bagian tour. Selain melakukan pemesanan pembelian tiket maupun paket tour secara onlinemereka juga bisa untuk melihat produk jasa yang ditawarkan perusahaan, promo yang sedang diadakan, tips melakukan travelling dan masih banyak lagi.

4.2 Framework for Good Corporate Governance of IT

Good Corporate Governance (GCG) merupakan suatu proses dan peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholder) demi tercapainya tujuan dari perusahaan. GCG ini dimaksudkan untuk mengatur hubungan yang baik dan mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan dalam strategi perusahaan untuk serta memastikan bahwa kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki segera.

Dengan menerapkan GCG, perusahaan yakin bahwa ia mampu mencapai tujuan untuk menjadi biro perjalanan wisata terpercaya. Oleh karena itu di setiap aktifitasnya, manajemen selalu berupaya untuk menerapkan prinsip GCG dengan melibatkan seluruh jajaran manajemen dan karyawan serta mengedepankan kepentingan stakeholder (pemegang saham, vendor, masyarakat).

Di dalam pengelolaan TI nya, perusahaan juga harus mampu mengetahui siapa-siapa saja yang mampu dalam mengemban tanggung jawabnya sebagai manajer TI. Dimana ia dan timnya yang bertanggung jawab penuh terhadap berjalannya TI yang sudah seperti sebuah kehidupan di dalam perusahaan. Karena segala sesuatu yang terjadi pada perusahaan sangat bergantung pada teknologi yang sudah terintegrasi satu sama lain.

Henderi (2008)  menjelaskan relasi antara tujuan IT Governance dengan tujuan dan karakteristik dari GCG untuk memberikan gambaran untuk bentuk dukungan IT Governance terhadap prinsip dan cara kerja GCG

No IT Governance

(Henderi, et. All:2008)

Good Corporate Governance

(Anonim, 2007)

1. Memperbaiki pelayanan dan mau mendengarkan keluhan pelanggan Meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut masyarakat luas
2 Memperbaiki kinerja organisasi IT, memenuhi permohonan, mengembangkan dan melatih staf Menjamin pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya secara optimal & bertanggung jawab
3 Mengelola resiko, tantangan, dan kemungkina secara proaktif Memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahterannya
4 Mendefinisikan dan mengotorisasi peraturan secara jelas Mengambil keputusan berdasarkan kesepakatan dan hasil musyawarah bersama
5 Menjamin penyediaan & penyelesaian IT sesuai dengan perencanaan, pembiayaan dan tanggung jawab Meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintah terhadap aspirasi masyarakat
6 Mengelola utilisasi pertanggung jawaban sumber daya dan aset Menjamin penyediaan informasi dan kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat, sehingga timbul kepercayaan dari masyarakat
7 Mengelola, mengevaluasi, memprioritaskan permintaan pelayanan IT dengan lebih konsisten sesuai dengan behaviour yang dapat mengoptimalkan keuntungan Penegakan hukum yang adil bagi semua pihak, tanpa pengecualian. Menjunjung tinggi HAM dan memperhatikan nilai-nilai di dalam masyarakat
8 Menyelaraskan investasi IT dan prioritas bisnis dengan lebih teliti Meningkatkan keterlibatan dan peranan masyarakat, mendengarkan keluhan, dan banyak berinteraksi dengan masyarakat
9 Meningkatkan peranan IT terhadap kinerja organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran Menciptakan tata kelola atau sistem pengelolaan organisasi secara baik

4.3 Guidance for Corporate Governance of IT

Di dalam pedoman perusahaan menerapkan tata kelola TI yang baik terdapat perencanaan yang matang untuk ke depannya. Termasuk visi dan misi perusahaan untuk selalu meningkatkan perfotma serta tujuan yang di harapkan. Di dalam proses pengelolaan tersebut terdapat beberapa kebijakan dari dewan komisaris untuk memberikan tanggung jawab dan wewenang kepada setiap karyawan di dalam mengembang tanggung jawab mengelola teknologi informasi yang tersedia. Termasuk meminimalisir resiko-resiko yang terjadi di dalam perusahaan. Contoh dari resiko TI yang seringkali membuat karyawan resah adalah downnya server yang bisa membuat pekerjaan menjadi terhambat. Akan tetapi karena perusahaan telah memiliki divisi IT yang dipimpin oleh Vice President di bagian IT maka semua itu bisa diselesaikan dengan cepat dan tepat waktu. Berikut ini adalah hasil audit ata pengendalian internal umum PT. Anta Tour Express and Tour.

Nama Pengendalian Skala Keterangan
Manajemen Medium
  • Sudah terdapat IT strategi dan kebijakan tertulis
  • Tenaga kerja bagian IT sudah cukup dalam jumlah dan kompetensi
  • Sudah terdapat monitoring atas kinerja bagian IT
  • Arah kebijakan IT sudah di definisikan dengan jelas dan sudah di komunikasikan kepada para staf
  • Sudah ada analisis resiko
Lingkungan Medium
  • Sudah ada peraturan tertulis mengenai persayaratan ruang server
  • Sudah ada Disaster Recovery Planning dan Disaster Recovery Center
Akses ke dalam  sistem dan aplikasi Medium Sudah terdapat aturan dan pembatasan akses ke dalam sistem dan aplikasi sesuai dengan pertanggung jawaban

4.4 Priciples of ISO/IEC 38500

  1. Responsibility

Dari sisi responsibility , PT. Anta Tour Express & Travel sudah menerapkan TI pada seluruh organisasinya. TI sudah terintegrasi sehingga menunjang segala proses bisnisnya dan bisa digunakan secara efektif dan efisien. Sistem yang ada memiliki hak akses masing-masing divisi dan per seorangan sehingga TI yang berjalan secure dan acceptable

  1. Strategy

Dalam penerapan strategi, tata kelola IT yang dimiliki perusahaan haruslah berjalan dengan strategi dan tujuan bisnis. Dari Ti tersebut harus dapat diketahui pengukuran sehingga dapat memberikan peluang yang jelas kepada perusahaan. Dari strategi TI yang berjalan tersebut, pada akhirnya perusahaan lah yang harus mengarahkan strategi TI dengan mengatasi tingkat dan alokasi investasi , menyeimbangkan antara dukungan investasi dan pertumbuhan perusahaan dengan membuat keputusan sumber daya TI mana yang harus di fokuskan terlebih dahulu.

  1. Acquisition

TI pada PT. Anta Tour Express & Travel  dapat membuat proses bisnis lebih cepat sehingga dapat menambah keuntungan peusahaan. Dengan adanya TI, keluhan dari customer dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Sehingga akan memberikan kesempatan untuk mendapatkan keloyalan customer serta menjaring customer yang baru atas pelayanan perusahaan yang semakin baik. Bisa disimpulkan dengan TI memberikan value yang baik bagi perusahaan

  1. Performance

Pengukuran performa TI untuk memberikan pelayanan yang baik yaitu dengan mengadakan rapat tiap bulan sekali dengan para dewan komisaris dan juga stakeholder sebagai pemangku kepentingan.

  1. Conformance

Adanya kebijakan dari perusahaan atas TI dan juga bisnis yang dilakukan oleh setiap divisi yang terkait dan bertanggung jawab atas pekerjaan tersebut.

  1. Human Behaviour

TI pada perusahaan tentunya tidak menyalahi dan mengambil alih pekerjaan manusia, karena manusia juga masih perlu untuk berpikir. Dan tidak semua pekerjaan dilakukan oleh TI.

 

 

 

 

4.5 ITG Model

Pemodelan di dalam ISO 38500 terdiri dari tiga proses, yaitu Evaluate, Direct dan Monitoring. Dari ketiga pemodelan itu telah disesuaikan pada tata kelola teknologi informasi pada PT. Anta Tour Express & Travel. Berikut ini adalah proses pemodelan yang dijadikan menjadi 1 tabel.

No Proses Keterangan Tujuan
1 Memastikan pengaturan dan pemeliharaan kerangka kerja dari tata kelola TI Menganalisa kebutuhan akan tata kelola PT. Anta. Secara efektif dapat mengatur struktur, prinsip, proses dengan didukung oleh otoritas dan tanggung jawab yang jelas dalam pemenuhan visi, misi, tujuan Menyediakan pendekatan yang terintegrasi dan selaras dengan pendekatan tata kelola Pt. Anta dan memastikan keputusan yang berkaitan dengan IT dibuat sejalan dengan strategi dan tujuan perusahaan, dengan diawasi secara baik dan sesuai dengan aturan
2 Memastikan mendapatkan profit Mengoptimalkan kontribusi nilai bisnis  dari proses bisnis, layanan dan aset TI yang dihasilkan dari investasi dengan anggaran yang efisien Mengoptimalkan pemanfaatan TI dengan cara memberikan layanan yang hemat biaya, menghitung biaya secara akurat dan menentukan proyeksi keuntungannya
3 Memastikan optimalisasi resiko Memastikan bahwa resiko yang dapat terima dan toleransinya sudah dapat dipahami, serta resiko yang terkait dengan penggunaan TI dapat diidentifikasi dan dikelola Memastikan bahwa resiko TI perusahaan yang terkait tidak melebihi batas toleransinya. Agar dampak TI dapat diidentifikasi dan dikelola untuk meminimalisir potensi kegagalan tata kelola
4 Memastikan sumber daya yang optimal Memastikan bahwa kemampuan yang berkaitan dengan TI yang memadai dan cukup serta tersedia untuk mendukung tujuan perusahaan secara efektif dengan biaya yang optimal Memastikan bahwa kebutuhan sumber daya perusahaan terpenuhi dengan cara yang optimal, biaya yang yang optimal serta kesiapan untuk perubahan di masa mendatang

 

 

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

 

5.1     Kesimpulan

ISO 38500 adalah sebuah panduan pada IT Governance untuk para stakeholder yang meliputi pemilik, parner, senior executive, agar penggunaan IT lebih efektif, efisien, aman, dan diterima. ISO 38500 ini merupakan sebuah framework yang didalamnya mencakup 6 bagian yaitu responsibility, strategy, aqcuisition, performance, conformance dan human behaviour. Ada 3 model besar dalam ISO 38500 ini yaitu monitor, evaluasi, dan direct.

Banyak perusahaan yang telah menerapkan dan sedang menerapkan ISO 38500 ini. Salah satunya adalah PT. Anta Tour. PT Anta Tour ini bergerak dalam industri tour and travel. Untuk melakukan proses bisnisnya, PT Anta Tour  menggunakan IT. Penerapan IT Governance pada PT Anta tour juga bagus dan sudah sesuai dengan standar dan framework ISO 38500.

5.2     Saran

Kepada para peneliti selanjutnya, penulis menyarankan agar peneliti selanjutnya lebih menganalisa lebih dalam dan lebih sesuai lagi dengan standar ISO 38500. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat meneliti lagi dengan observasi langsung dan melakukan wawancara, dan pengadaan kuisioner sehingga penelitian tersebut menjadi lebih lengkap dan dalam serta dengan data yang asli dari perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

 

http://searchcio.techtarget.in/news/1370718/ISO-38500-A-new-corporate-governance-standard-for-IT. Diakses 13 Oktober 2014

http://www.computerweekly.com/opinion/Security-Zone-The-ISO-IEC-38500-IT-governance-standard. Diakses 13 Oktober 2014

Richard Brisebois. What is IT Governance? and why is it important for the IS auditor. Canada

Stig J. Sunde, dkk. 2012. Auditing IT Governance. The Institute of Internal Auditors.

Simon and Schuster. 2008. The Seven Habits of Highly Effective IT Governance. .. Chicago, USA : A.T. Kearney Inc

http://www.verboten.bz/portfolio/Annual%20Report%202008%20PT%20Anta%20Express%20Tour%20&%20Travel%20Service%20Tbk.pdf

https://id.scribd.com/doc/79932082/ANTA-Laporan-Tahunan-2009

http://www.antavaya.com/

 

 

Penerapan dan Manfaat CRM bagi Manufaktur

CRM (Customer Relathionship Management) merupakan strategi dalam suatu proses bisnis untuk membangun dan mengelola hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya guna meningkatkan nilai perusahaan. Strategi yang diterapkan bagi perusahaan ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan serta keperluan dari pelanggan atau customer. PT. Nestle di Indonesia salah satunya, yang menerapkan CRM pada perusahannya melalui website yang dibuatnya dengan nama www.sahabatnestle.co.id Pada website tersebut terdapat beberapa fitur, antara lain:

  • Berbagi resep makanan sehat
  • Dunia bayi
  • Info makanan dan gizi
  • Parenting
  • Promo
  • Kalender event-event yang diadakan oleh Nestle

Penerapan dari CRM bagi PT. Nestle ini adalah sebagai berikut:

  • Ruang Diskusi : halaman ini dibuat khusus untuk tanya jawab dengan customer secara langsung. Sehingga customer mendapatkan informasi yang lebih akurat
  • Kritik & Saran : merupakan feedback dari customer ditujukan kepada PT. Nestle guna mendapatkan keinginan pasar terutama dilihat dari kebutuhan sang customer
  • Pemesanan Online : memudahkan customer dalam melakukan belanja via online, khususnya beberapa barang yang sedang diadakan promo atau yang edisinya terbatas. Karena belum tentu barang-barang tersebut ada pada swalayan atau toko-toko
  • Call Center :  dengan adanya pelayanan ini, customer bisa menikmati segala pelayanan yang diberikan perusahaan seperti pelayanan pelanggan, bisa mengenai gangguan, pengaduan dan pelayanan informasi seperti yang dibutuhkan oleh customer tersebut. Dari situ maka akan ada evaluasi secara berkala dari laporan yang diadukan customer.
  • Membangun database Customer: perusahaan tentu membutuhkan sistem dan prosedur pengumpulan data customer. Pada halaman websitenya customer bisa melakukan registrasi untuk dapat menjadi member dengan cara memberikan data-data dari customer tersebut.
  • Profil Customer : dari data yang diberikan customer pada perusahaan, maka dari situ perusahaan akan melihat gambaran mengenai kebutuhan, keingingan dan concern customer tentang produk atau pelayanan perusahaan. Dari proses ini akan menentukan aktifitas marketing yang cocok untuk diaplikasikan kepada customer.
  • Fasilitas Informasi Status Pemesanan : Fitur terdapat pada website http://www.sahabatnestle.co.id dimana dengan adanya fitur ini customer tidak perlu bingung mengenai orderan yang dipesannya melalui online
  • Menawarkan Produk & Pelayanan Gratis : Customer dapat tertarik untuk mengunjungi website dari nestle seperti promo terbaru pada bulan tertentu. Dari situ customer akan selalu mengikuti perkembangan produk-produk Nestle
  • Fasilitas Search Produk : Mempermudah customer untuk melakukan pencarian produk yang diinginkannya.

Manfaat dari penerapan CRM tersebut adalah :

  1. Meningkatkan kepuasan serta loyalitas dari customer kepada Nestle untuk selalu membeli produknya atau mengikuti perkembangan dari perusahaan melalui website resminya
  2. Perusahaan akan dapat merespon keinginan dari customer lebih cepat dan lebih biaik lagi
  3. Dapat menarik pelanggan baru. Bisa melalui produknya yang semakin diminati dan sesuai dengan keinginan customer, pelayanan yang baik atau promo-promo yang diadakan perusahaan dan di publikasikan melalui website yang interaktif
  4. Dapat menjual produk yang dibutuhkan oleh customer berdasarkan history pembeliannya yang di dapatkan dari data-data yang telah terkumpul
  5. Dapat mendukung proses penjualan kepada customer, sehingga perusahaan dapat mempertahankan customer yang sudah ada

DAFTAR PUSTAKA :

http://syarifhidayat21.blogspot.com/2011/04/crm-customer-relationship-management.html?m=1

http://muhammadjokoumbaranharisbahrudin04701.blogspot.com/2014/09/contoh-perusahaan-yang-menerapkan-crm.html?m=1

http://dedijulius.blogspot.com/2014/04/penerapan-customer-relationship.html?m=1

https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0CCsQFjAA&url=http%3A%2F%2Fprosiding-snastikomti.stth-medan.ac.id%2Findex.php%2Fdoc_download%2F40-aplikasi-e-crm-membangun-hubungan-pelanggan&ei=s1IhVLy8EMzjuQS3vYG4Cw&usg=AFQjCNHtrpypphE_PnmWQ0gORx9-qIQOwA

MANAJEMEN LAYANAN DAN RISIKO SI/TI PADA PT GARUDA MITRA SOLUSI MITRA PT TELKOM

Bagian 1. Ringkasan Eksekutif

Perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi pada saat ini semakin mengalami kemajuan dan kompleksitas dalam berkomunikasi antar individu. Internet merupakan salah satu contoh dari bentuk komunikasi sebagai suatu sarana yang memberikan kemudahan dalam berkomunikasi. PT Telkom Tbk adalah salah satu jasa penyelenggara ISP (Internet Service Provider) di Indonesia.

PT Telkom meluncurkan jasa layanan Telkom Speedy yang menjanjikan kecepatan dan kenikmatan berselancar yang lebih baik daripada pendahulunya, yaitu Telkomnet Instant. berbagai layanan yang diberikan Telkom Speedy untuk para pelanggannya seperti paket internet Speedy dan GrooviaTV. Namun dalam proses bisnis yang terjadi pada Telkom speedy, terjalin kerja sama kemitraan antara Telkom Speedy dengan PT Garuda Mitra Solusi (GMS).

PT Garuda Mitra Solusi bertanggung jawab atas layanan pemasangan dan penanganan gangguan untuk produk layanan meliputi POTS (Plain Old Telephone Service : Telepon Rumah), Speedy dan layanan data dan internet (Datin), GrooviaTV (IpTV). Perusahaan tersebut sudah bekerja sama dengan PT Telkom selama 2 tahun, berawal dari pihak PT.Telkom yang mencanangkan sistem POJ(Pengelolaan Operasional Jaringan) menggunakan mitra-mitra kerja.

Sebagai penyedia jasa yang bergerak di bidang SI/TI dibutuhkan suatu manajemen pelayanan dan risiko yang baik untuk keberlangsungan bisnis. Tak terkecuali PT Telkom dengan mitranya, PT Garuda Mitra Solusi yang merupakan pemain besar dan kuat di bidang nya.

Sistem manajemen layanan yang dimiliki PT Telkom dan PT GMS dapat dibilang baik dan cukup komprehensif. Perusahaan sudah menetapkan standar pelayanan seperti standar waktu tanggapan akan gangguan, waktu penyelesaian gangguan, dan standar- standar lainnya. Pelanggan dimudahkan untuk menyuarakan gangguannya dimulai dari bantuan customer service melalui telepon hingga teknisi yang datang ke tempat pelanggan. Segala aktivitas fault handling juga terdokumentasi dan terorganisir dengan baik lewat sistem mereka yaitu T3.

Untuk mengukur keberhasilan layanan, PT Telkom dan PT GMS juga sudah memiliki alat dan juga standar untuk dijadikan tolak ukur melalui performa kerja, kuantitas pelanggan baru, dan studi banding dengan kompetitor. Lebih jauh lagi mereka juga telah menerapkan pengelolaan masalah dengan baik bahkan memberikan jaminan garansi bagi pelanggan segmen tertentu apabila terjadi masalah yang gagal ditangani oleh PT GMS.

Secara garis besar PT Telkom dan PT GMS telah berhasil menjalankan manajemen layanan dan risiko yang cukup baik. Meskipun perlu dilakukan perbaikan-perbaikan yang mengacu pada standar nasional maupun internasional akan penyedia layanan SI/TI.

Bagian 2. Profil Organisasi

2.1. Ringkasan Organisasi

Dalam studi kasus ini kami ambil dari Mitra PT.Telkom yaitu PT. Garuda Mitra Solusi yaitu Mitra Pengelola Operasional Jaringan PT. Telkom, yang melayani pasang baru (provisioning) & Fault Handling (Penanganan Gangguan). Pasang baru disini meliputi banyak hal, misalnya pemasangan paket speedy di rumah, kemudian pemasangan modem, atau pemasangan layanan tv, GrooviaTV misalnya. Fault Handling (Penanganan Gangguan) itu sendiri adalah pelayanan untuk membantu menangani gangguan dan mereparasi kerusakan-kerusakan yang di alami oleh pelanggan. Dalam melakukan perbaikan biasanya dilakukan oleh teknisi yang sudah ahli dalam bidangnya melalui arahan dan perintah dari penanggung jawab yang pekerjaannya mencakup atas laporan dari si pelanggan.

○     Alamat: Jalan Tondano nomor A3 F24

○     No Telp: (0341) 725155

○     Email: jartel.malang@gmail.com

○     Logo: Gambar

 

2.2. Struktur Organisasi

Agar tercapainya sinergi antara perusahaan, maka dibuatlah struktur organisasi dari PT. Garuda Mitra Solusi

 

STRUKTUR ORGANISASI PT. GARUDA MITRA SOLUSI

Gambar

 

Berikut job deskripsi dari masing-masing jabatan yang ada pada struktur organisasi dari PT. Garuda Mitra Solusi :

 

  1. Komisaris

Bertanggung jawab atas sistem dan mekanisme pengawasan seluruh departemen/ divisi terhadap kinerjanya. Selainitu ia juga harus menyiapkan segala informasi dan data untuk laporan sesuai dengan kebijaksanaan dan prosedur-prosedur yang telah ditentukan. Sebagai seorang komisaris ia berhak mengambil keputusan demi kelangsungan perusahaannya

 

  1. Direktur

Memonitor kinerja semua kepala bagian atau divisi di perusahaan. Ia juga turut membantu seorang komisaris dalam tugas-tugasnya

 

  1. Site Manajer POJ 3

Memberikan instruksi pekerjaan dan pengarahan kepada para teknisi. Kemudian mengadakan control terhadap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang diberikan baik dari segi teknis, kualitas pekerjaan, maupun time schedule nya. Site Manajer POj3 ini lebih terarah pada bagian pemasangan

 

  1. Site Manajer POJ 4

Site Manajer 4 ini bergerak di bagian perbaikan. Sama dengan site manajer poj 3, ia juga memberikan instruksi pekerjaan serta pengarahan pada teknisi, lalu mengadakan control terhadap pelaksanaan pekerjaan

 

5.       Manajer Bisnis Pengadaan & Perdagangan Umum

Menyediakan input berupa jasa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan anggota di dalam perusahaan. Misalnya menyediakan jasa seperti transportasi bagi teknisi yang akan melakukan perbaikan atau pemasangan di rumah pelanggan

 

  1. Manager Admin & Support

Melakukan koordinasi dan membantu operasional umum di perusahaan. Selain itu juga mendukung tim perwakilan layanan pelanggan perusahaan, dimana mereka menginstruksikan bagaimana menggunakan sistem komputer dan telepon yang dibutuhkan untuk posisi itu

 

  1. Supervisor

Menyiapkan teknisi yang akan akan melakukan pekerjaannya, dan juga mengarahkan proses kerja yang akan di lakukan oleh teknisi tersebut. Kemudian ia akan selalu mengendalikan perkembangan dan pelaksanaan kegiatan yang akan berlangsung di lingkup perusahaannya

 

  1. Teknisi

Melakukan kegiatan di lapangan sesuai dengan instruksi dan prosedur yang sudah di arahkan oleh atasan mereka.

 

 

Bagian 3. Pengelolaan Layanan

3.1. Deskripsi Layanan

Berikut adalah layanan-layanan dari PT.Telkom yang dikelola operasionalnya oleh PT. Garuda Mitra Solusi dalam hal Provisioning & Fault Handling:

○     POTS (Plain Old Telephone Service)

           POTS (Plain Old Telephone Service) merupakan salah satu contoh layanan yang disediakan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. POTS adalah sistem telepon yang digunakan oleh sebagian besar rumah/kantor. Layanan ini bergerak dibidang non data seperi telepon. Saat ini telepon merupakan media komunikasi yang sangat dibutuhkan dan paling sering digunakan pada masa sekarang ini. Telepon sendiri merupakan komunikasi berbentuk suara yang menggunakan media transmisi kabel tembaga.

 

○     Speedy

Speedy sendiri merupakan layanan broadband akses internet yang disediakan oleh Telkom Indonesia bagi pengguna rumah maupun SME(Small Medium Enterprise). Speedy sendiri menggunakan teknologi ADSL(Asymmentric Digital Line Subscriber), MSAN(Multi Services Access Node), dan GPON(Gigabit Passive Optical Network), yang mengirimkan sinyal digital dengan kecepatan tinggi melalui jaringan telepon untuk keperluan akses internet. Kecepatan data yang dimilikipun bervariasi, milai dari 384 kbps hingga 100 Mbps.

            Ada 3 macam layanan Speedy yang disediakan oleh Telkom :

  1. Speedy Regular

      Layanan internet broadband speedy regular ini ditujukan untuk pengguna rumah atau personal yang hanya membutuhkan akses internet standart. Speedy Regular menawarkan paket dengan kecepatan mulai dari 384 kbps hingga 100 Mbps, yang juga tergantung dengan kondisi jaringan setempat.

Spesifikasi:

  • SLG (Service Level Guarantee) standard untuk segmen perumahan.
  • Asymmetric dengan perbandingan upstream jauh lebih kecil dari  downstream.
  • Abonemen / berlangganan.
  • Unlimited.
  • Cara pembayaran Postpaid.
  • IPPublik Dinamik (DHCP – Dynamic Host Configuration Protocol).
  • Port TCP 25 (SMTP service) hanya dibuka ke SMTP yang disediakan TELKOM yaitu smtp.telkom.net port 25.
  • Disisipi advertising.

 

Paket ini terdiri dari 2 pilihan, yaitu paket multispeed dan nonmultispeed.

  • Paket Multi Speed

 Gambar

  • Paket Non Multi Speed

 Gambar

 

  1. Speedy Instan

Speedy Instan menyediakan ayanan broadband yang siap pakai oleh pelanggan dengan sistem pembayaran Pay As You Use. pelanggan yang belum berlangganan paket speedy reguler dapat menggunakan layanan ini dengan membeli paket harian baik yang prepaid maupun postpaid.

Spesifikasi:

  • SLG (Service Level Guarantee) standart perumahan sama seperti paket reguler.
  • Limited hingga kuota waktu habis, setelah kuota habis maka tarif akan dikenakan per kilobytes sesuai tarif telkom speedy yang berlaku saat itu.
  • Asimetrik dengan perbandingan upstream yang lebih kecil dari downstream.
  • Cara pembayaran Internet speedy instant bisa melalui Prepaid maupun
  • Postpaid, di sini sobat bebas memilih.
  • Port TCP 25 (SMTP Service) hanya dibuka ke SMTP yang disediakan oleh Telkom.
  • Bisa disisipi iklan.

 

Ada 2 (dua) cara aktivasi:

  1. Aktivasi dengan Speedy Instan Card

Jika Anda menggunakan Speedy Instan Card, lakukan aktivasi layanan dengan memasukkan Username dan Password yang tertera pada Speedy Instan Card beserta email dan nomor telepon Anda pada form yang tersedia di Welcome Page Speedy Instan

  1. Aktivasi Tanpa Speedy Instan Card

Jika Anda melakukan aktivasi Speedy Instan tanpa Speedy Instan Card, lakukan aktivasi layanan dengan memasukkan Username dan Password TelkomID pada form yang tersedia di Welcome Page Speedy Instan. Apabila Anda belum pernah mendaftar, lakukan registrasi lebih dahulu dengan meng-klik tombol “Registrasi di Sini”.

 

Paket Speedy Instan untuk pelanggan program Broadband Ready adalah sebagai berikut :

  • Kecepatan: Downstream 512 kbps, Upstream 128 kbps
  • Harga: Rp 5000/hari
  • Fair Use: 300 MB/hari

Catatan:

  • Free internet akses 1 (satu) bulan pertama sejak aktif pertama kali.
  • Free konten UseeTV.com 3 (tiga) bulan pertama, setelah itu UseeTV hanya akan dapat diakses setelah pelanggan melakukan payment akses internetnya.
  • Paket Speedy Instan akan dideliver menyesuaikan dengan kualifikasi jaringan pelanggan.

 

  1. Speedy Gold

Sedangkan Speedy Gold, layanan internet broadband yang disediakan untuk pelanggan SME (Small Medium Enterprise) yang membutuhkan layanan internet lebih dibandingkan pengguna personal. Speedy gold menawarkan paket berlangganan dengan kecepatan mulai dari 512 kbps-100Mbps.

Spesifikasi :

  • SLG standard untuk segmen bisnis.
  • Asymmetric dengan perbandingan upstream lebih kecil dari downstream (kualitas lebih baik dari Speedy Reguler).
  • Abonemen / berlangganan.
  • Unlimited.
  • Cara pembayaran Postpaid.
  • IP Publik Statik (DHCP) sesuai permintaan customer.
  • Port TCP 25 (SMTP service) hanya dibuka ke SMTP yang disediakan TELKOM yaitu smtp.telkom.net port 25.
  • Tidak disisipi advertising.

 

Speedy Gold menawarkan paket kelas atas dengan kecepatan maksimal serta pilihan tariff yang variatif

 

 Gambar

 

  • DATIN( Layanan Data dan Internet)

 

ASTINET (Access Service Dedicated to Internet) yaitu layanan akses ke global internet yang sering dipakai oleh korporat/ perusahaan-perusahan besar contohnya; Perbankan, Militer, dan Perusahaan dengan gedung-gedung tinggi agar dapat menghubungkan lokasi customer ke global internet melalui jaringan TCP/IP TelkomNet secara dedicated access (unlimited), dengan kecepatan tinggi). Fasilitas ini dapat digunakan untuk akses internet secara dedicated (available 24 hours) dengan menggunakan beragam fasilitas saluran akses yang tersedia, misalnya melalui akses leased line, akses DSL (HSMA), dedicated VSAT, akses radio dan sebagainya.

 

Gambar 

 

○     GrooviaTV

GrooviaTV merupakan televisi dengan menggunakan protokol internet yang dimiliki oleh Telkom Indonesia sejak Juni 2011. GrooviaTV juga merupakan televisi protokol internet pertama di Indonesia. Groovia menawarkan pengalaman baru dalam menonton televisi melalui internet, sehingga dengan mudah pelanggan dapat merekam (record), pause, dan rewind tayangan televisi yang diinginkan. Groovia juga menyediakan fasilitas lainnya termasuk video on demand (VoD), game online, karaoke on demand (KoD) dan masih banyak fasilitas-fasilitas lainnya. Biaya layanan groovia hanya cukup menambahkan Rp 50.000,- per bulan juka pelanggan teah memiliki akses Speedy dangan data rate 1 Mb/s, 2 Mb/s, atau 3 Mb/s.

 

 

○     Cara Pasang Baru

  1. 1.    Pelanggan datang ke plasa disertai kebutuhan administrasi
  2. 2.    Memilih paket yang dikehendaki
  3. 3.    Dalam maksimal 48 jam pelanggan akan terlayani/ selesai (Free modem, dikenai biaya setting)

 

3.2. Tujuan dan Manfaat Layanan

Layanan yang disediakan oleh PT Garuda Mitra Solusi ini ditujukan untuk mendukung layanan yang diberikan oleh PT Telkom dimana perusahaan ini bergerak di bidang penyediaan jasa telekomunikasi, internet, dan merambah ke dunia multimedia.
Tujuan dari layanan fault handling dan pasang baru antara lain :

  • Melengkapi layanan jasa yang ditawarkan.
    Jasa di bidang telekomunikasi yang bersentuhan dengan TIK rentan sekali dengan gangguan dan kesulitan pengoperasian
  • Memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan pelanggan
    Melihat masih banyaknya pelanggan yang awam akan dunia TIK, perusahaan melihat kebutuhan dari pelanggan akan bantuan untuk memasang baru dan menangani gangguan yang terjadi selama penggunaan layanan.
  • Menjadi keunggulan jasa / layanan yang ditawarkan
    Lengkapnya layanan yang diberikan menjadikan perusahaan berbeda dengan perusahaan lain yang tidak menyediakan layanan fault handling dan pasang baru selengkap PT Telkom dengan mitranya PT Garuda Mitra Solusi

Sehingga dari layanan yang diberikan ini diharapkan manfaat yang didapatkan oleh PT Telkom bersama PT Garuda Mitra Solusi adalah :

  • Menarik pelanggan baru
  • Mempertahankan loyalitas pelanggan
  • Menjadi perusahaan terkemuka di bidangnya

Manfaat yang diperoleh pelanggan adalah :

  • Layanan mudah dinikmati.

○     Tidak perlu repot membaca dan mempelajari buku manual

○     Jika ada gangguan teknisi dapat datang ke rumah, tidak perlu memperbaiki sendiri atau pergi ke kantor pelayanan untuk memperbaiki

 

 Gambar

 

3.3. Model Layanan dan Analisis Cucana

          3.3.1. Model Layanan

           

  1. 1.    Functional/Technical based

     Fungsionalitas dan teknik dasar yang digunakan dalam pelayanan Telkom Speedy yaitu :

  • Jaringan Internet
  • Basisdata
  • Operasional Teknologi Informasi

 

  1. 2.    System/Application based

     Sistem atau aplikasi yang digunakan sebagai penghubung antar user dalam proses bisnis Telkom Speedy tersebut yaitu:

  • Email
  • Telepon (147) / Fax
  • Website (www.telkomspeedy.com) dan jejaring sosial (FB, Twitter)
  • T3-online (Telkom Trouble Ticket)

 

  1. 3.    Business orientated models

     PT. Telkom memperkuat infrastruktur berbasis broadband untuk mendukung inovasi layanan dan produk menuju TIME (Telecommunication, Information, Media, dan Edutaiment).

  • Layanan telecommunication sebagai bisnis legacy dari PT. Telkom bertujuan melayani sambungan telepon kabel tidak bergerak, telepon nirkabel tidak bergerak, layanan komunikasi data, broadband, penyewaan jaringan, dan interkoneksi.
  • Layanan information merupakan model bisnis yang dikembangkan PT. Telkom dalam lingkungan ekonomi bisnis baru dengan ciri menambahkan nilai layanan, IT outsourcing, e-Payment, dan IT Enabler Services.
  • Layanan media merupakan layanan TV berbayar untuk mendukung gaya hidup digital yang modern.
  • Layanan edutaiment yang merupakan gabungan dari education dan entertaiment dengan segmen pasar para anak muda. Layanannya antara lain adalah RBT (Ringback Tone), SMS Content, portal, dan lain-lain.

                     

Dalam hal ini, layanan yang berkorelasi dengan PT Garuda Mitra Solusi adalah inovasi layanan telecomunication, dan layanan media.

 

  1. 4.    Support centric services[1] 

 

  1. 5.    Ongoing subscriptions

     Dalam manajemen layanan, PT Garuda Mitra Solusi memiliki akses sistem  dan keamanan secara online yaitu portal login T3-Online.  T3-Online adalah Telkom Trouble Ticket yang merupakan suatu sistem untuk memantau atau memonitoring fault handling.

 

  1. 6.    One off transaction based services

 

  1. 7.    Role based models

Pelaku bisnis yang menjadi stakeholder pada layanan Telkom Speedy adalah sebagai berikut :

  1. Pelanggan / Calon Pelanggan
  2. Komisaris PT Garuda Mitra Solusi
  3. Direktur PT Garuda Mitra Solusi
  4. Site Manajer POJ 3 dan POJ 4
  5. Supervisor
  6. Petugas Teknisi ( Tim Penarikan dan Tim Setting )
  7. Manajer Bisnis Pengadaan dan Perdagangan Umum
  8. Manajer Admin dan Support
  9. Call center / Helpdesk

 

 

3.3.2. Analisis[2] 

Dari semua layanan speedy yang diberikan, terdapat beberapa permasalahan atau keluhan dari sisi pelanggan dalam penggunaannya, antara lain :

  1. Kesulitan pelanggan dalam menghentikan layanan
  2. Respon teknisi yang lama
  3. Bandwidth dan kuota untuk speedy tidak sesuai dengan permintaan pelanggan
  4. Konsumen kurang mengerti tentang prosedur perpindahan paket layanan telepon rumah sehingga menimbulkan pemahaman yang salah mengenai tagihan yang diterima.
  5. Paket speedy pada telepon rumah yang sudah tidak berlangganan masih ditagihkan kepada pelanggan.
  6. Perubahan informasi tarif layanan belum diterima atau terlambat diterima sehingga menimbulkan kesalahan penafsiran sehingga seolah-olah PT. Telkom menetapkan tarif dengan semena-mena dan di luar persetujuan pelanggan atau di luar yang telah disetujui pelanggan.
  7. Koneksi layanan speedy sering terputus (disconnect).
  8. Kebingungan pelanggan dalam memilih layanan speedy yang sesuai kebutuhan dengan pelanggan

 

                  

 

3.4.  Ukuran Keberhasilan Layanan

Dibutuhkan suatu alat untuk mengukur keberhasilan layanan yang ditawarkan oleh badan usaha. Dalam hal ini PT. Garuda Mitra Solusi menggunakan indikator performansi, survey kepuasan pelanggan yang disediakan oleh PT Telkom yang kemudian , jumlah frekuensi pelanggan baru / pasang baru layanan ( internet, speedy monitoring, useetv) , serta metode memantau dan mengukur layanan kompetitor dengan menyewa orang untuk menjadi pelanggan di kompetitor.

 

Performansi yang dimaksud adalah hasil kinerja PT Garuda Mitra Solusi dalam 1 bulan. Pada gambar di atas adalah contoh laporan perhitungan performansi dan pemeliharaan yang mana tercantum poin-poin yang digunakan untuk perhitungan persentase pencapaian kinerja. Dihitung pula kemunduran yang terjadi dalam bulan tersebut (kolom deviasi). Sebagai gambaran beberapa hal yang diukur dalam performansi antara lain :

  • Kecepatan penanganan gangguan / masalah
  • Meminimalisir terulangnya gangguan yang telah diselesaikan sebelumnya oleh pihak Speedy, dimana persentase maksimal terjadinya gangguan ulang dalam 1 bulan adalah 2%.
  • Kecepatan penyelesaian pasang baru speedy
  • Jumlah Proactive Ticket ( semakin banyak performa semakin buruk, penjelasan dapat dilihat di bab selanjutnya)
  • Jumlah Proactive Monitoring ( semakin banyak, performa semakin buruk, penjelasan dapat dilihat di bab selanjutnya)
  • Jumlah laporan gangguan yang diterima
  • Waktu penyelesaian gangguan sesuai dengan target ( penjelasan lebih detil di bab selanjutnya)
  • Target maksimal waktu untuk menanggapi keluhan pelanggan tercapai (30 menit)

Dalam hal survey kepuasan pelanggan, ketika pihak Speedy telah menangani fault handling , pelanggan yang bersangkutan diminta mengisi sebuah kuisioner dalam web yang disediakan oleh PT Telkom. Berikut screenshot web tersebut : 

 Gambar

(Setelah gangguan tertangani maka teknisi menuntun pelanggan untuk mengisi kuisioner dengan cara login terlebih dahulu seperti gambar diatas lalu mengisikan nama petugas, mitram dan nomor speedy pelanggan yang ditangani. Setelah itu pelanggan mengisikan kuisioner yang ada pada web tersebut)

 

Adapun langkah-langkah dalam mengukur keberhasilan layanan Speedy ini sudah merupakan hal yang tepat untuk dilakukan yang mana dianjurkan pula oleh beberapa sumber seperti www.parature.com/15-customer-service-metrics-measure

3.5.  Pengelolaan Masalah dalam Layanan

○     Customer Service Fault Handling

Pelayanan yang diberikan oleh Telkom Speedy untuk membantu menangani gangguan dan mereparasi kerusakan-kerusakan yang dialami oleh pelanggan.

 

■     Deskripsi proses penanganan gangguan:

  1. 1.    Customer telp 147, atau juga bisa lewat web emboh web.e opo, lewat facebook&twitter pisan
  2. 2.    Diterima oleh Helpdesk, helpdesk langsung dispatch (kirim sesuai penanggung jawab dari cakupan pelanggan yang melaporkan gangguan)
  3. 3.    Penanggung jawab segera melakukan tindakan < 30 menit
  4. 4.    Memberikan Work Order kepada teknisi untuk melakukan perbaikan
  5. 5.    Petugas helpdesk melakukan tiap 1 jam progress report perbaikan gangguan
  6. 6.    Setelah selesai melakukan closing disertai capture evidence (hasil ukur sesuai teknis yang ditetapkan)
  7. 7.    Setelah melakukan perbaikan speedy, petugas teknisi menuntun pelanggan untuk mengisi kuisioner tentang kepuasan pelayanan gangguan

 

Menurut PT TUV International Indonesia (23 Maret 2006), TELKOM telah menerima Sertifikasi ISO 9001:2000 CustomerCare khususnya untuk layanan provisioning and delivery handling, fault handling and service level guarantee management.

PT. Garuda Mitra Solusi juga memberikan jaminan berupa pembayaran denda/tagihan kepada Telkom jika terjadi kekurangan atas fault handling yang dilakukan. Selanjutnya pihak Telkom akan membayarkan denda tersebut kepada customer sesuai dengan abonemennya.

 

○     Telkom Trouble Ticket (T3 Online System)

Untuk menunjang Customer Service Fault Handling, Telkom Speedy mempunyai sistem yang disebut dengan T3-Online. T3-Online adalah Telkom Trouble Ticket yang merupakan suatu sistem untuk memantau atau memonitoring fault handling.

 

 Gambar

(Tampilan Login T3 Online Telkom)

 Gambar

 

Gambar

 

 

(Berikut adalah tampilan detail ticket setelah mengeklik salah satu tiket yang ada pada list di gambar sebelumnya, berisi tentang detail data customer: nama, jenis layanan, jenis customer, detail tanggal ticket, dan detail tentang customer itu sendiri)

 

 

(Berikut adalah tampilan setelah pada gambar sebelumnya dilakukan scrolling kebawah, berisi tentang progress report dalam proses penanganan gangguan, terlihat kapan terjadinya open ticket lalu siapa yang menerima ‘Anis Liesta’ melakukan dispatch ke IBOC lvl2.)

 

 

 

(Tampilan bahwa dilakukanya dispatch dari IBOC Lvl 2 ke Mitra POJ Malang 4, dan juga terdapat informasi analisa awal gangguan dan tindak lanjut yaitu ‘call customer/konfirm layanan’)

 

 

(Berisi informasi bahwa pihak yang bertanggung jawab pada Loker tersebut yaitu dalam contoh hal ini yaitu Mitra POJ Malang 4 melakukan tindak lanjut dan merencanakan kunjungan terhadap customer, juga ada form untuk update progress report)

 

 

○     Maintenance

■     Proactive Ticket: melakukan penawaran untuk handling gangguan pada customer sebelum customer melakukan lapor gangguan, hal ini bisa diketahui dengan analisis perangkat lalu apabila alat tersebut trouble maka akan segera melakukan proactive ticket terhadap customer yang ada disekitar area perangkat yang error.

 

■     Proactive Monitoring: melakukan perawatan perangkat meliputi;

  • Pengelolaan Rumah Kabel
  • Kabel Sekunder
  • Distributing Point
  • Tiang
  • Saluran Penanggal

 

Bagian 4. Kesimpulan dan Saran

Dari laporan Manajemen Layanan dan Risiko PT Garuda Mitra Solusi yang merupakan mitra dari PT Telkom ini, penulis menyimpulkan bahwa keberhasilan suatu perusahaan di bidang SI/TI juga sangat bergantung dengan pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang ditangani oleh PT Garuda Mitra Solusi berupa pelayanan pasang baru dan fault handling  sangat memudahkan pelanggan yang kebanyakan masih awam akan SI/TI dan tidak ingin repot. Layanan SI/TI yang diharapkan dapat membantu dan memudahkan pekerjaan manusia, ternyata memiliki potensi sangat besar untuk gagal memenuhi harapan itu. Bukannya memudahkan, terkadang SI/TI malah menghambat pekerjaan. PT Telkom dan mitranya merupakan salah satu vendor di antara vendor SI/TI lain yang memperhatikan dan memahami akan hal ini, sehingga mampu bertahan dan berkembang menjadi perusahaan besar.

Adapun dalam memberikan layanan, diperlukan suatu manajemen layanan yang baik. PT Telkom dan PT Garuda Mitra Solusi sudah mampu menyediakan sistem manajemen layanan, seperti misalnya T3 untuk monitoring gangguan, maintenance berkala, dan pengukuran keberhasilan layanan.

Sebagai pemain besar dalam bidangnya serta mengingat label perusahaan nasional pada PT Telkom hendaknya langkah-langkah penyediaan layanan SI/TI ini dapat diperkaya dan dikembangkan hingga dapat disertifikasikan untuk ISO 20000. Adapun untuk mencapai ini proses pendokumentasian perlu dimatangkan lagi, serta beberapa sistem seperti management system ( dokumentasi, training pegawai, tanggung jawab manajerial) perlu ditingkatkan dan diperbaiki lagi. Mengikuti keberhasilan PT Telkom pada tahun lalu dalam meraih ISO 27001, penulis beranggapan ISO 20000 dapat menjadi target sertifikasi selanjutnya bagi PT Telkom.

Bagian 5. Referensi

 


 

Lapindo OH Lapindo

BAB I

PENDAHULUAN

 

 

  1. A.    Latar Belakang Masalah

PT. Lapindo Brantas adalah suatu perusahaan kontraktor  yang ditunjuk oleh BP-Migas untuk melakukan pengeboran minyak dan gas bumi. Awal tragedi lumpur lapindo terjadi adalah pada tanggal 27 Mei 2006. Awalnya lumpur lapindo hanya menyebar di sekitar sawah dekat tempat pengeboran gas yang dimiliki oleh PT. Lapindo Brantas. Akan tetapi dari hari ke hari, volume lumpur kian bertambah hingga 50.000 m kubik perhari dan menenggelamkan 13 desa, puluhan pabrik, puluhan hektar sawah, puluhan sekolah serta ratusan rumah warga di Sidoarjo. Berdasarkan beberapa pendapat banyak ahli, keluarnya lumpur itu dikarenakan kesalahan dalam pengeboran dan membuatnya tidak bisa berhenti selama 7 tahun terakhir. Fenomena ini sudah terjadi selama puluhan atau ratusan tahun yang lalu dan terjadi di lagi di Indonesia selama 7 tahun silam sejak tahun 2006 sampai dengan sekarang, yaitu 2013. Karena besarnya volume lumpur yang keluar, maka masyarakat meminta pada masyarakat untuk menaikkan tanggul di atas tanah miliknya, setidaknya itu bisa sedikit mengurangi bahaya pada masyarakat. Meskipun tanggul sudah dinaikkan setinggi beberapa senti meter, namun tetap saja dampaknya masih bisa di rasakan oleh masyarakat, khususnya korban Lumpur Lapindo yang tentu saja masih ada perasaan takut di dalam benaknya. Karena sewaktu-waktu tanah di sekitarnya bisa ambles dikarenakan lumpur yang terus-menerus keluar.

  1. B.     Latar Belakang Masalah

Adapun beberapa titik masalah yang terjadi dalam kasus Lumpur Lapindo tersebut, di antaranya :

  1. Apa penyebab terjadinya semburan lumpur lapindo?
  2. Apakah kandungan di dalam lumpur tersebut berbahaya?
  3. Apa sajakah dampak yang dirasakan oleh masyarakat?
  1. C.    Tujuan Pembuatan Makalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembuatan makalah ini adalah:

  1. Mengetahui secara rinci apa penyebab terjadinya semburan lumpur lapindo
  2. Mengetahui apakah zat-zat dalam lumpur tersebut berbahaya bagi masayarakat sekitar
  3. Mengetahui dampak yang dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar terjadinya semburan lumpur lapindo
  1. D.    Manfaat Pembuatan Makalah

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai sarana pengetahuan bagi masyarakat umum untuk mengetahui permasalahan dari semburan lumpur lapindo yang sampai saat ini masih di rasakan oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia. Sekiranya dengan adanya makalah ini masyarakat bisa mengetahui lebih rinci dan detail tentang apa yang terjadi dari semburan lumpur lapindo

BAB II

PEMBAHASAN

 

 

  1. A.    Semburan Lumpur Lapindo

Semburan lumpur lapindo merupakan peristiwa yang terjadi akibat keluarnya lumpur panas dari lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di Porong Sidoarjo. Tepatnya di Desa Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur dimulai sejak 27 Mei 2006. Kemudian lumpur panas itu mulai menggenangi areal persawahan, ratusan rumah warga dan pusat perbelanjaan di Sidoarjo, mengingat volume lumpur panas itu sekitar 5.000 hingga 50.000 meter kubik perhari.Akibatnya sangat dirasakan oleh warga sekitar. Lumpur panas itu menggenangi desa mereka sampai setinggi 6 meter. Total warga yang di evakuasi yaitu lebih dari 8.200 jiwa, 1.683 unit rumah yang rusak dan tidak bisa ditinggali, sekitar 200 hektar sawah rusak karena tergenang lumpur dan masih banyak lagi dampak yang dirasakan oleh masyarakat.

  1. B.     Penyebab Terjadinya Semburan Lumpur Lapindo

Menurut beberapa ahli terjadinya semburan lumpur itu terjadi akibat kesalahan manusia atau human error . Kesalahannya terletak pada kesalahan dalam pengeboran yang seharusnya pengeborannya hingga 2000 meter, namun casing yang diberikan hanya setengahnya saja, yakni 1.000 meter. Akibatnya luapan lumpur berbelok 300 meter dari titik pengeboran dan meluap hingga ke permukaan. Perlu diketahui bahwa untuk operasi sebuah kegiatan pemboran MIGAS di Indonesia setiap tindakan harus seijin BP MIGAS, semua dokumen terutama tentang pemasangan casing sudah disetujui oleh BP MIGAS.

 

394px-Ubo

Gambar ini adalah gambar alat yang digunakan dalam pengeboran sumur di PT. Lapindo

 

Kemudian para Ilmuwan melakukan perdebatan mengenai pemicu Lumpur Lapindo di Sidoarjo. Diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience, studi itu memperkuat argument dari perusahaan gas PT. Lapindo Brantas bahwa semburan itu di sebabkan bukan karena kesalahan manusia dalam melakukan pengeboran, akan tetapi disebabkan oleh gempa jarak jauh. Dari riset yang mereka lakukan, dinyatakan bahwa semburan lumpur lapindo itu disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 6,3 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Yogyakarta. Dan menyatakan bahwa semburan lumpur itu sebagai bencana.

Sebenarnya pada hari terjadinya ledakan, para penggali menyadari bahwa mereka memiliki masalah dalam penstabilan tekanan dalam lubang. Hal tersebut bisa terjadi karena kurangnya pelindung di sekitar lumpur pengeboran.

Saat ini tingkat semburang turun antara 15.000 dan 20.000 meter kubik per hari. Pada puncaknya, semburannya bisa mencapai 180.000 meter kubik lumpur dalam sehari.

Akan tetapi hasil riset ini tetap tidak bisa membuat pemerintah dan masyarakat percaya begitu saja, lantas langsung menghentikan semburan lumpurnya. Walaupun banyak ilmuwan-ilmuwan datang dan melakukan riset dan pengamatan atas terjadinya semburan lumpur ini, akan tetapi masalah penghentian semburan ini tidak kunjung berhenti sampai saat ini.

 

 

  1. C.    Kandungan Zat Kimia dalam Lumpur Lapindo

Dari pengujian yang dilakukan di laboratorium, diperoleh kesimpulan bahwa kandungan zat dalam lumpur tersebut tidak berbahaya dan tidak beracun bagi biota akuatik. Pengujian tersebut dilakukan pada LC50 terhadap larva udang windu maupun organism akuatik lainnya. LS50 sendiri adalah pengujian konsentrasi bahan pencemar yang menyebabkan 50 persen hewan uji mati. Hasil pengujian membuktikan bahwa lumpur tersebut memiliki nilai LC50 antara 56.623,93 sampai 70.631,75 ppm Suspended Particulate Phase terhadap udang windu  dan di atas 1.000.000 ppm SPP terhadap Daphnia carinata.Berdasarkan BPPKA Pertamina, lumpur yang beracun itu bila nilai LC50 nya sama atau kurang dari 30.000 mg/L SPP.

 

  1. D.    Dampak dari Semburan Lumpur Lapindo

Semburan lumpur ini membawa dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun. Hal ini menyebabkan kerugian besar yaitu :

  1. Banyak petani kehilangan ladangnya, sawah yang terendam tidak dapat ditanami kembali karena tidak subur lagi.
  2. Banyak rumah penduduk yang terendam lumpur panas, rumah yang terendam tidak dapat ditempati lagi.
  3. Banyak sektor pendidikan terancam lumpur sehingga para siswa dipindahkan ke sekolah yang aman dari luberan lumpur.
  4. Banyaknya industri yang tutup, misalnya pabrik minuman, pabrik minyak wangi, pabrik kerupuk, pabrik payung tradisional, pabrik sabun, pabrik jam, dan industri yang lain.
    1. Banyak pengangguran, akibat semburan lumpur pabrik-pabrik ditutup karena takut adanya kebakaran di lumpur panas.
    2. Bau gas yang berasal dari lumpur panas membuat sesak nafas, dan kerusakan di saluran pernafasan

BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan

Banjir Lumpur Panas Sidoarjo atau Lumpur Lapindo atau Lumpur Sidoarjo (Lusi), adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 Mei 2006, bersamaan dengan gempa berkekuatan 5,9 SR yang melanda Yogyakarta.

Semburan lumpur panas selama beberapa bulan ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Dan karena peristiwa ini banyak masayarakat di Sidoarjo yang terkena dampak dan akibatnya. Namun selain itu banyak juga masayarakat di luar Sidoarjo yang merasakan dampak, contohnya lumpuhnya jalur Malang-Surabaya yang terhalang oleh beberapa pekerja yang berusaha membangun tanggul agar lumpur tidak turun ke jalan raya.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/ahmadbaihaki182/lumpur-lapindo

VOA, (Voice of America) , 2013, Studi Baru Picu Debat Mengenai Lumpur Lapindo http://www.voaindonesia.com/content/studi-baru-picu-debat-mengenai-lumpur-lapindo/1707291.html

Underground Paper, Makalah Etika Bisnis PT. Lapindo http://underground-paper.blogspot.com/2012/02/makalah-etika-bisnis-pt-lapindo.html

Puspitasari Ria, 2012, Lumpur Lapindo Sidoarjo (Makalah) http://riapuspitasari108002.blogspot.com/2012/01/lumpur-lapindo-sidoarjo-makalah.html

by : Debora Rose Maryna

321110010 / Information System

Ma chung University

Pemodelan SCM serta implementasi teknologi informasi pada SCM

              SCM (Supply Chain Management) atau dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai Rantai Manajemen Pasok. Definisi dari SCM itu sendiri adalah urutan rantai pasok dalam suatu produksi, mulai dari pemasok yang memasok bahan baku sampai barang / produk dapat didistribusikan ke para distributor atau langsung ke konsumen. SCM tediri dari beberapa komponen yaitu pemasok, distributor/transpotasi, produksi sampai ke konsumen. 

              Selain itu, SCM ini juga memiliki pemodelan yang telah digunakan oleh beberapa perusahaan. Yaitu SCOR ( Supply Chain Operation Reference Model) adalah suatu model yang digunakan untuk mengukur kinerja dari manajemen rantai pasok. Sayangnya, beberapa perusahaan sering menganggap bahwa pemnafaatan teknologi dengan menggunakan SCM adalah pemborosan dan membuat pekerjaan mereka menjadi berantakan. Padahal sebenarnya hal-hal tersebut terjadi karena kesalahan pemodelan dan juga desain pada scm itu sendiri. 

                   Sebaiknya perusahaan tersebut mengacu pada standarisasi SCOR dimana dengan menggunakan pemodelan tersebut mereka dapat mengoptimalkan kinerja bisnis pada perusahaan mereka.

                 Salah satu bagian dari pencapaian SCOR adalah tingkat keberhasilan dalam penerapan standar ISO dalam lingkup perusahaan (baik secara certified maupun non certified). Yang dimaksud non certified adalah proses kerja dalam perusahaan yang mengacu kepada kriteria ISO tanpa harus di audit oleh konsultan ISO itu sendiri.

Gambar

                Beberapa perusahaan yang melakukan outsource pekerjaan manufaktur kepada mitra kerja mereka, belum sepenuhnya berhasil dalam menerapkan SCOR ini secara baik dan benar. Hal ini karena terbatasnya sumber daya manusia, baik dikalangan pemegang brand itu sendiri maupun dari mitra kerja. Hal ini terjadi karena adanya kurang komunikasi antara perusahaan pemegang brand dengan mitra kerja mereka. Padahal SCOR ini membutuhkan komunikasi dan kerjasama yang baik.

Berikut adalah contoh perusahaan yang menggunakan pemodelan SCOR dan telah berhasil :

  • Energy Company
  • Oil & Gas Company
  • Aerospace
  • Reverse Logistics
  • Automotive
  • Software Industry
  • dsb

 

         Kemudian peranan teknologi informasi itu sendiri diperlukan dalam masing-masing proses bisnis SCM. Teknologi informasi ini diperlukan dalam perbaikan kinerja rantai pasok, khususnya untuk mengurangi ketidakpastian dalam setiap pekerjaan yang dilakukan. 

          Lalu, bagaimana teknologi informasi dapat mengimplementasikan pada SCM??

Yaitu dengan Strategi penyelesain konflik dalam manajemen rantai supply (SCM), diantaranya sebagai berikut :
  •       Demand management/forecasting
           Perangkat peralatan dengan menggunakan teknik-teknik peramalan secara statistik. Perangkat ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil peramalan yang lebih akurat.
  •       Advanced planning and scheduling
         Suatu peralatan dalam rangka menciptakan taktik perencanaan, jangka menengah dan panjang berikut keputusan-keputusan menyangkut sumber yang harus diambil dalam rangka melengkapi jaringan supply
  • Transportation management
       Suatu fungsi yang berkaitan dengan proses pendisitribusian produk dalam supply chain
  • Distribution and deployment
      Suatu alat perencanaan yang menyeimbangkan dan mengoptimalkan jaringan distribusi pada waktu yang diperlukan. Dalam hal ini, Vendor Managed Invetory dijadikan pertimbangan dalam rangka optimalisasi.
  • Production planning
      Perencanaan produksi dan jadwal penjualan menggunakan taraf yang dinamis dan teknik yang optimal.
  • Available to-promise
      Tanggapan yang cepat dengan mempertimbangkan alokasi, produksi dan kapasitas transportasi serta biaya dalam keseluruhan rantai supply .
  • Supply chain modeler
    Perangkat dalam bentuk model yang dapat digunakan secara mudah guna mengarahkan serta mengontrol rantai supply. Melalui model ini, mekanisme kerja dari konsep supply chain dapat diamati.
  • Optimizer
    The optimizer ibarat jantung dari sistem supply chain management. Dalamnya terkandung: linear & integer programming, non-linear programming, heuristics and genetic algorithm. Genetic algorithm adalah suatu computing technology yang mampu mencari serta menghasilkan solusi terbaik atas jutaan kemungkinan kombinasi atas setiap parameter yang digunakan
 
 
by Debbie

ERP bagi UMKM

ERP adalah suatu sistem informasi yang dibuat untuk mengkoordinasikan semua informasi dan sumber daya guna memenuhi proses bisnis secara detail.

UMKM merupakan singkatan dari Usaha mikro kecil menengah, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perseorangan datau badan usaha perseorangan. UMKM ini adalah kelompok perilaku ekonomi terbesar dalam perekonomian di Indonesia, dan juga UMKM inimenciptakan peluang kerja yang cukup besar

LALU apa hubungannya dengan kedua hal tersebut??

                  Tentu saja ada. Memang, ERP biasanya identik dengan perusahan manufaktur atau pun perusahaan-perusahaan besar lainnya. Karena penggunaan ERP dirasa terlalu mahal untuk usaha-usaha kecil menengah, dan memang sudah sangat wajar sekali apabila perusahaan besar yang menggunakan sistemnya.

                    Akan tetapi seiring dengan perkembangan jaman, ERP memberikan solusi terbaik dan ter update bagi UMKM yang memang saat ini membutuhkan sentuhan teknologi yang berkualitas, yaitu dengan menyediakan produknya dengan harga yang terjangkau yang dikhususkan untuk usaha-usaha kecil menengah. Vendor-vendor ERP kali ini menyediakan skala mini, dengan harga yang tentunya bersahabat, waktu implementasi yang juga tidak membutuhkan waktu banyak.

                    Memang sudah seharusnya UMKM menggunakan ERP. Karena bagaimana pun bekerja dengan bantuan teknologi dapat mengefektifkan dan mengefisiensi kinerja. Meski memang pasti ada perbedaan harga apabila kita menggunakan sistem tradisional.

                    Ada harga, tentunya ada barang. Seperti ketika UMKM ini menggunakan ERP. UMKM akan mendapatkan banyak manfaat, diantaranya :

  •     memudahkan melihat laporan penjualan dan stock
  •     data transaksi lebih tersusun dan rapi
  •     memudahkan penambahan item brang yang dijual
  •     harga terjangkau      

Cukup sekian artikel dari saya, semoga berkenan dan terima kasih

Leadership Communications Cycle

“Great minds have purposes,  others have wishes”

Pikiran yang besar, sebagaimana pikiran yang dimiliki para pemimpin sejati, memiliki TUJUAN. Sementara pikiran orang-orang biasa hanya memiliki angan-angan.

~  Washington Irving  ~

Gambar

        Gambar di atas menggambarkan siklus komunikasi suatu kepemimpinan. Di gambar tersebut ada 3 partikel, yaitu Listen, Speak dan Learn. Berikut adalah penjelasan dari tiap-tiap partikel yang mewakili dari gambar tersebut.

            LISTEN      :  Tentunya ada banyak hal dari mendengarkan . Dari mendengarkan, kita bisa menjadi lebih bijaksana. Mengapa??? Karena dari mendengarkan kita bisa mendapatkan banyak informasi dari beberapa orang yang berbeda-beda. Dengan begitu ketika seorang pemimpin membuat keputusan atau tindakan, ia akan mengambil berdasarkan informasi yang ia terima secara benar.

                                     Selain itu, kita juga bisa memahami orang lain dengan mendengarkan. Cara kita memahinya dengan cara kita mendengarkan masalah yang diceritakannya. Dengan begitu kita bisa tahu cara berpikir orang tersebut dan bisa tahu bagaimana cara kita bertindak kepadanya.

                 LEARN      :  Aspek ini berhubungan juga dengan listen. Karena ketiga aspek ini memang berhubungan satu sama lain. Dengan mempelajari karakteristik dari anak buah, pemimpin dapat mengetahui bagaimana cara memimpin dalam suatu rapat, bagaiman cara bertindak kepada bawahan juga. Agar ketika pemimpin itu memimpin dalam suatu organisasi, tidak menyinggung satu sama lain

                    SPEAK       :  Aspek ini juga sangat penting dalam suatu kepemimpinan.       Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan dari bagaimana dia dapat berkomunikasi dengan anak buahnya. Dan keberhasilannya dalam berkomunikasi itu dapat menjadi indikator bagi keberhasilan / kemajuan perusahaan yang dipimpinnya. Lingkaran pusat kepemimpinan adalah komunikasi. Komunikasi merupakan seni atau cara untuk menyampaikan sesuatu agar orang lain dapat memahami kita.